Efek Kasus Korupsi, Pamor Golkar Redup

Reporter

Editor

Kamis, 19 Juli 2012 02:45 WIB

Ketua Umum Partai Golkar berpidato dalam Acara Deklarasi Calon Presiden dari partai Golkar di Sentul International Convention Center, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (1/7). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti pada Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gajah Mada (Pukat UGM) Hifdil Alim mengatakan, kasus korupsi yang melibatkan politikus Golkar akan berpengaruh negatif pada partai. “Partai politik apa pun, apalagi Golkar, kalau sampai ada petingginya yang tersangka, tentu menurunkan pilihan masyarakat pada partai,” kata Hifdil kepada Tempo, Rabu malam, 18 Juli 2012.

Sejumlah kasus korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi memang menyeret politikus Golkar. Dalam kasus korupsi PON, misalnya, KPK menetapkan beberapa anggota DPRD Riau dari Golkar sebagai tersangka. Bahkan KPK kini menyelidiki keterlibatan Rusli Zainal, Gubernur Riau yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar.

Kasus lain yang menyedot perhatian publik adalah korupsi pengadaan Al-Quran di Kementerian Agama. Dalam kasus ini, KPK menetapkan dua tersangka, yaitu anggota Komisi Agama DPR, Zulkarnain Djabar, dan Dendy Prasetya, pengurus Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong, organisasi sayap Golkar.

Menurut dia, hukuman politik terhadap perilaku korupsi cepat atau lambat akan dirasakan oleh partai. Apalagi jika kasus tersebut sampai diekspose secara terus menerus oleh media. Masyarakat, kata Hifdil, saat ini sangat responsif terhadap isu korupsi, sehingga akan menurunkan kepercayaan masyarakat pada partai yang terjerat korupsi. “Teorinya begitu dan terjadi bagi semua partai.”

Semakin banyak kasus korupsi yang menyeret elite partai, semakin menunjukkan lemahnya proses kaderisasi dan rekrutmen di internal partai. Juga ada kecenderungan partai memanfaatkan jabatan dan posisi kadernya untuk mengeruk keuntungan bagi partai. “Ini kebiasaan buruk dalam pemberantasan korupsi.”

Terhadap kasus korupsi dalam satu bulan terakhir yang banyak menyeret kader Golkar, kata Hifdil, jika berlanjut akan semakin mengurangi dukungan masyarakat terhadap Golkar. Hal ini mulai terlihat dalam Pilkada DKI Jakarta. Dalam putaran pertama yang dilakukan 11 Juli lalu, pasangan yang diusung Golkar hanya mendapat suara kurang dari 5 persen. “Ini bentuk hukuman yang diberikan masyarakat pada partai yang tidak bisa bebas dari korupsi,” ujar Hifdil.

IRA GUSLINA SUFA

Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

3 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

14 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

22 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

23 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

23 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

24 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

27 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

33 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

33 hari lalu

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

Prabowo meminta maaf karena belum sempat mendatangi semua kader-kader Golkar di daerah dalam tahapan kampanye pemilu.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

39 hari lalu

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

Partai Golkar dan kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck

Baca Selengkapnya