TEMPO Interaktif, Jakarta: Untuk kesekian kalinya korban pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) Tanjung Priok berunjuk rasa di depan Kejaksaan Agung (Kejagung) sekitar pukul 11.00 WIB, Kamis (8/4). Mereka didampingi Ikatan Keluarga Orang Hilang, Kontras, SPPI, KOMPAK, GMNI, FMN, Komsate, FKKM, KPPI, GSNI DKI Jakarta. Berdasar pengamatan Tempo News Room, para pengunjuk rasa sedikitnya berjumlah 75 orang. Mereka berorasi, membacakan puisi dan melakukan happening art. Sepuluh perwakilan dari para pengunjuk rasa diterima Humas Kejagung, lima diantaranya korban Tanjung Priok. Mereka mendesak Jaksa Agung dan Jaksa Penuntut Umum yang menangani kasus Tanjung Priok untuk serius membuktikan dakwaannya, menghadirkan saksi-saksi untuk memperkuat dakwaan jaksa, menuntut Soeharto, LB Moerdani dan Try Sutrisno sebagai tersangka, serta memberikan tuntutan agar hak-hak korban berupa konpensasi, restitusi dan rehabilitasi terpenuhi. Ditambahkan Victor Dacosta dari Kontras, bahwa pihaknya meminta agar pengadilan dapat mengambil keputusan adil dan independen. "Kami juga kesini supaya tidak matinya hukum dan penegakan hukum," katanya. Persidangan kasus pelanggaran HAM berat Tanjung Priok sudah berlangsung sekitar tujuh bulan dengan dua tahun proses penyidikan dan penuntutan. Menurut para pengunjuk rasa, Kejagung selaku penyidik dan penuntut pelanggaran berat HAM tidak menunjukkan kinerja maksimal setelah empat tahun UU nomor 26/2000 tentang Pengadilan HAM, disahkan. Martha Warta Silaban - Tempo News Room