TEMPO Interaktif, Mataram: Jenazah Prajurit Dua Johan Supriaden, 20 tahun, anggota Batalion Raider 900 yang tewas di Aceh dipulangkan ke Nusa Tenggara Barat, diangkut pesawat reguler Garuda, Sabtu (6/3) siang. Dalam upacara militer yang digelar di Bandara Selaparang, jenazah diterima Komandan Korem 162 Wirabhakti Kolonel CZI Soeparto S. Selanjutnya, jenazah dibawa pulang menggunakan mobil ambulans ke rumah keluarga di Dusun Tatede, Desa Pungkit Lape Lopok Kabupaten Sumbawa, sekitar 8 jam perjalanan dari Mataram. Ahad (7/3) pagi, almarhum dimakamkan dengan upacra yang dipimpin Kepala Staf Kodam Udayana Brigjen TNI Soeseno YP.Johan Supriaden menjadi anggota Batalion 741 Satya Bakti Wiratama sejak 22 April 2003 dan bergabung ke Batalion Raider 900 sejak 4 Nopember 2003. Dia adalah anak keluarga petani M Zain Jamaludin dan Siti Laesa. Dan dia telah tiga bulan bertugas di Aceh. Menurut Soeparto, memang ada perlakuan khusus prajurit TNI yang tewas di Aceh. Inspektur upacara pemakanan harus dilakukan seorang perwira tinggi, yaitu jenderal, sebagai penghormatan telah menegakkan kedaulatan bangsa. "Ini perintah khusus dari panglima TNI," ucapnya. Johan tewas salam kontak senjata dengan pihak Gerakan Aceh Merdeka, dua hari lalu. Ada tiga prajurit dari Kodam Uadayana yang menjadi sasaran tembak. Akibatnya, dua tentara tewas, yaitu Johan dan satu lagi prajurit asal Kupang. Sedangkan yang satu lagi, berasal dari Bali dan saat ini masih dalam kondiri kritis. Saat ini ada dua batalion Kodam Udayana yang bertugas di NAD, yaitu Batalion 744 Nusa Tenggara Timur dan Batalion Raider 900. Sudah empat prajurit kelahiran Nusa Tenggara Barat yang tewas dalam tugas di NAD.Supriyantho Khafid - Tempo News Room