4 Sabdatama Raja Yogya untuk Warganya.  

Reporter

Editor

Kamis, 10 Mei 2012 20:25 WIB

Sri Sultan Hamengkubuwono X, raja Kasultanan Yogyakarta, membacakan Sabda Tama (pernyataan raja) di Bangsal Kencono, Kompleks Kraton Yogyakarta, Kamis (10/05/2012). Dalam pernyataannya, Sultan menegaskan bahwa Kraton Yogyakarta dan Kraton Puro Pakualaman merupakan satu kesatuan yang utuh, dan bahwa Yogyakarta memiliki tata peraturannya sendiri meskipun telah bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang juga Raja Keraton Ngayogjokarto Hadiningrat Sri Sultan HB X menyerukan sabdatama (pernyataan penting) ke 5 Kepala Daerah kabupaten/ kota di DI Yogyakarta. Mereka dipanggil ke Bangsal Kencono, Keraton Yogyakarta Kamis 10 Mei 2012.



Acara yang berlangsung sakral dan tak lebih dari lima menit itu turut hadir lima kepala daerah seperti Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Bupati Bantul Sri Suryawidati, Bupati Sleman Sri Purnomo, Bupati Gunung Kidul Badingah, dan Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo. Para kepala daerah itu datang ke Bangsal Kencono mengenakan baju peranakan sejak pukul 13.30 WIB. Sabdotomo sendiri mulai disampaikan sekitar pukul 14. 30 WIB.



Dalam pernyataan yang dilangsungkan mendadak sore itu Sultan didampingi permaisuri GKR Hemas dan Raja Pakualaman sekaligus Wakil Gubernur DIY Pakualam IX menyatakan sedikitnya empat poin utama dalam bahasa Jawa.


Advertising
Advertising


Pertama, Sultan menyatakan “Dene Kraton Ngayogyakarta saha Kadipaten Paku Alaman iku, loro-loroning atunggal” (bahwa Keraton Yogyakarta dengan Kadipaten Paku Alaman sebagai satu kesatuan yang manunggal tak terpisahkan).



Kedua, Sultan menyebut, “Mataram iku negri kang merdika lan nduweni paugeran lan tata kaprajan dewe,” (Mataram sebagai negeri yang merdeka dan memiliki tata adat dan aturan sendiri).



Ketiga dikatakan, “Kaya kang dikersaake lan dikaperangake, Mataram ngesuhi Nuswantara, nyengkuyung jejeging negara, nanging tetep ngagem paugeran lan tata kaprajane dewe” (Seperti yang diharapkan dan diperbolehkan, Mataram termasuk di dalam Nusantara, mendukung tegaknya negara, tapi tetap memegang norma tradisi dan pemerintahan-kerajaan sendiri,)



Terakhir Sultan menegaskan, “Kang mangkana iku kaya kang dikersaake, Sultan Hamengku Buwono sarta Adipati Paku Alam kang jumeneng, katetepake jejering Gubernur lan Wakil Gubernur,” (Sebab itu seperti yang diinginkan Sultan Hamengku Buwono dan Adipati Paku Alam yang bertahta yang ditetapkan bersama sebagai Gubernur lan Wakil Gubernur).



Usai membacakan pernyataan itu Sultan segera kembali ke keraton diikuti kerabat dan keluarga keraton lain. Adik tiri Sultan GBPH Prabukusumo mengaku tak berani menerjemahkan sabdatama itu. Suasana sangat hening dan khusyuk ketika sabdatama itu dibacakan.



“Tak ada keluarga yang diberi tahu. Saya juga tidak berani menerjemahkan, karena itu pernyataan resmi seorang Raja, mohon dipahami secara pribadi ,” kata Prabu.



Sementara itu cucu HB VIII, KRT H Jatingrat yang akrab disapa Romo Tirun yang hadir dalam acara itu menuturkan sabdatama merupakan pernyataan utama seorang raja yang melihat adanya persoalan tengah berkecamuk saat ini di wilayah DI Yogyakarta.



“Ada sebuah situasi yang menghendaki adanya kesatuan antara Pakualaman dan Keraton Yogya karena adanya persoalan,” kata dia. Ditanya persoalan itu apakah terkait RUUK, Tirun menilai terlalu jauh jika dikaitkan ke situ.



“Saya rasa karena persoalan belakangan yang terjadi di Yogyakarta,” kata dia. Tirun memisalkan salah satunya soal adanya deklarasi Pangeran di Pakualaman yang diluar tata cara. ”Pernyataan manunggal itu bisa diartikan bahwa HB X masih mengakui penuh PA IX yang bertahta sekarang,” kata dia



Namun kata Tirun abdtama itu juga bisa dilihat dengan rentetan persoalan yang belakangan terjadi beruntun di Yogya. Seperti diketahui, sepekan terakhir di Yogya terjadi kisruh mahasiswa dengan warga yang membuat puluhan rumah di Sleman rusak, konflik warga berbau agama seperti tempat ziarah di Gunung Kidul yang dipersoalkan, hingga terakhir soal kisruh dalam diskusi Irshad Manji di Yogya.



Sabdatama ini dikatakan Tirun pernah dilakukan juga Keraton Yogya dan Pakualaman di masa HB IX, pada maklumat 30 Oktober 1945 silam, usai deklarasi proklamasi kemerdekaan NKRI. Modelnya sama, dengan memanggil semua pimpinan dan tokoh yang ada dan menyatakan bahwa Keraton Yoga dan Pakualam sebagai kesatuan manunggal tak terpisah. “Nadanya dulu juga seperti ini,” kata dia.



Sementara sejarawan dan budayawan Universitas Gadjah Mada Prof Djoko Suryo kepada Tempo menafsirkan maksud Sultan menyampaikan sabdatama itu karena munculnya kegelisahan akan adanya keadaan yang kacau khususnya di tingkat lokal Yogyakarta yang membuat masyarakat bingung dan cemas.



“Pemanggilan kepala daerah itu seperti isyarat pada para pemimpin daerah agar tak lengah untuk menjaga wilayahnya, tak terpengaruh konflik, dan tetap menjalankan tugasnya sebagai pengayom,” kata dia.



Guru besar Fakultas Ilmu Budaya UGM itu melihat sabdatama itu pernah dilakukan HB IX dalam meredakan gejolak yang terjadi pada masa pancaroba kemerdekaan yang melalui proses peralihan kekuasaan Belanda ke Jepang kemudian menjadi NKRI.



“Kalau sekarang konteksnya gejolak itu ya bisa macam-macam di Yogya, mulai dari konflik yang mengatasnamakan agama, perusakan fasilitas dan rumah warga, adu domba, yang intinya membuat warga cemas,” kata dia. Sabdatama iotu pun dikeluarkan sebagai ‘perintah’ kembali kepada pimpinan yang ada golong-gilig untuk menyatukan yang tercerai.



Turut hadir dalam sabdatama itu para kerabat dan keluarga keraton Yogyakarta seperti GBPH Hadiwinoto, GBPH joyokusumo, GKR Hemas serta para kerabat keraton lain. Selain itu ada para alim ulama yang menganakan baju sorban putih.



PRIBADI WICAKSONO.

Berita terkait

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

11 hari lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

26 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

34 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

19 Maret 2024

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

14 Maret 2024

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

12 Maret 2024

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

26 Februari 2024

Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

Usai dilantik menjadi Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto langsung melakukan sejumlah safari politik. Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X.

Baca Selengkapnya

Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

14 Februari 2024

Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

Susana berbeda terlihat di kawasan wisata Kota Yogyakarta saat Pemilu. Kawasan yang biasanya ramai oleh wisatawan tampak lengang.

Baca Selengkapnya

Istana Bilang Jokowi Selalu Terbuka untuk Bertemu Megawati

13 Februari 2024

Istana Bilang Jokowi Selalu Terbuka untuk Bertemu Megawati

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan Jokowi terbuka bertemu Megawati untuk kebaikan dan kemajuan bangsa.

Baca Selengkapnya