Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menerima keris yang diberikan oleh H. Abdul Samad Sulaiman, ketua DPD Kasel dan Sultan Khairul shaleh (kesultanan banjar) untuk maju dalam bursa capres 2014 di rumahnya di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/5). TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Forum Silaturahmi Dewan Pimpinan Daerah II Partai Golkar Muntasir Hamid menuding Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie ingin melumpuhkan DPD II Golkar. Dengan tidak melibatkan DPD II, menurut dia, Ical sudah menyiapkan mesin politik di luar struktur partai. "Kenapa Ical tidak mau melibatkan DPD II? Saya khawatir karena dia sudah menyiapkan mesin politik lain di luar Golkar," ujarnya kepada Tempo, Jumat, 4 Mei 2012.
Partai Golkar akhirnya tetap akan menggelar rapat pimpinan nasional khusus pada Juni mendatang. Meskipun mendapat tentangan beberapa pengurus daerah, rapat pleno yang digelar kemarin sore memutuskan rapat itu tetap berjalan.
Agenda rapat adalah menetapkan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sebagai calon presiden dari partai beringin. Rapat kemarin juga memutuskan bahwa DPD II Golkar tak akan dilibatkan dalam rapat pimpinan nasional Khusus ini karena memang tak disebut dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Golkar.
Muntasir mengatakan, dengan sikap seperti ini, Ical hanya memperlakukan Golkar sebagai kendaraan politik. Ia mengatakan sudah mencium gelagat bahwa Ical sudah menyiapkan mesin politik lain, namun ia enggan menyebutkannya. "Adalah, kami sudah tahu semua. Itu mesin di luar partai," ujarnya.
Untuk memenangkan pemilihan presiden, DPD II seharusnya dilibatkan dalam pengambilan keputusan pemilihan calon presiden. Ia mengatakan hal ini penting untuk mengoptimalkan kinerja mesin politik Golkar. "Karena yang dinamakan sebagai mesin partai itu, ya DPD II, ranting sampai di tingkat RT dan RW," ujarnya.
Karena itu, ia mengatakan akan terus menggalang dukungan DPD II jika memang rapimnassus tidak melibatkan mereka. Menurut mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Aceh ini, ia sudah mulai mengkonsolidasi kekuatan DPD II untuk menggelar musyawarah luar biasa jika memang tuntutan mereka tak didengarkan. "Arah ke sana sudah mulai kami pertimbangkan, termasuk dari DPD II di Jawa. Mereka diam bukannya manut, diam mereka banyak arti," ujarnya.
Soal posisi DPD II yang memang tak tercantum sebagai peserta rapimnassus dalam AD/ART, Muntasir mengatakan hal ini sebagai pembonsaian. "Yang buat AD/ART itu kan DPD I. Itu sudah dibonsai dalam rapimnas sebelumnya," ujar Muntasir.