Calon Presiden 2014 Didominasi Orang Tua

Reporter

Editor

Jumat, 24 Februari 2012 03:42 WIB

Megawati Soekarnoputri, Wiranto, Jusuf Kalla, dan Prabowo Subianto, memegang surat kesepakatan bersama, di Jakarta, Jumat (1/5). Mereka bertemu untuk berkoalisi di parlemen. Tempo/Imam Sukamto

TEMPO.CO , Jakarta-Peneliti utama Lembaga Survei Indonesia (LSI), Saiful Mujani, menyatakan popularitas politikus muda belum mampu mengalahkan politikus senior untuk bersaing menjadi calon presiden pada pemilihan presiden 2014. Menurut Saiful, beberapa nama politikus muda yang berpeluang menjadi calon presiden dianggap belum mampu memberikan perubahan besar oleh pemilih. "Mereka (politikus muda) belum mampu menunjukkan kiprah lebih baik dibanding yang senior," ujar Saiful di kantornya di Menteng, Jakarta, Kamis 23 Februari 2012.

Terseretnya beberapa politikus muda dalam kasus korupsi, kata Saiful, turut menurunkan kepercayaan masyarakat. Ini seperti yang dialami Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar. "Kasus korupsi yang dialami politikus muda ini meyakinkan pemilih bahwa politikus muda tidak berbeda dengan yang lebih tua."

Saiful menyampaikan hal ini setelah melihat hasil survei lembaga miliknya tentang calon presiden pilihan masyarakat. Berdasarkan survei terhadap 2.050 responden di 33 provinsi pada 1-12 Februari 2012 lalu, Megawati Soekarnoputri masih dijagokan menjadi presiden pada pemilu 2014. Dalam survei yang dilakukan LSI dengan beberapa formula, nama Megawati muncul sebagai yang tertinggi di setiap formula. "Megawati muncul di urutan pertama," ujar peneliti LSI, Burhanudin Muhtadi.

Saat diberikan pertanyaan terbuka siapa yang akan dipilih menjadi presiden, muncul beberapa nama. Megawati mendapat 6,2 persen, Prabowo Subianto 5,2 persen, Jusuf Kalla 2,7 persen, Aburizal Bakrie 2 suara, dan Surya Paloh 1,9 suara. "Dalam ingatan masyarakat, (nama) Megawati masih dianggap paling melekat untuk menjadi presiden," ujar Burhanudin.

Saat responden diminta memilih calon presiden dengan model semi-terbuka, nama Megawati kembali menempati posisi teratas. Responden disodori 24 nama yang mungkin dipilih untuk menjadi presiden dengan tetap diberi kesempatan menyebutkan nama calon. Urutannya, Megawati, Prabowo, Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, Sri Sultan Hamengku Buwono, Wiranto, Boediono, Surya Paloh, dan Hatta Rajasa.

Ketika LSI mengerucutkan nama menjadi 18, Megawati kembali bercokol di urutan pertama. Dia disusul Prabowo dan Jusuf Kalla. Sedangkan Aburizal Bakrie berada di posisi empat. Nama lain yang sudah digadang-gadang sebagai calon presiden adalah Wiranto, Surya Paloh, dan Hatta Rajasa.

Masih penasaran, LSI pun memunculkan sepuluh nama untuk dipilih responden. Sepuluh nama ini diambil dari nama-nama yang sudah dijagokan sebagai presiden oleh setiap partai. Selain dianggap memiliki perahu, 10 nama yang diajukan juga dianggap sudah memulai proses sosialisasi untuk maju menjadi presiden.

Dari 10 nama itu, Megawati kembali menempati posisi pertama dengan 22,2 persen suara, kemudian Prabowo dengan 16,8 persen, Aburizal 10,9 persen, Wiranto 10,6 persen, dan Hatta Rajasa 5,4 persen. Menurut Burhanudin, meski nama Mega tetap berada di posisi pertama, suara dia condong terus turun. "Dibanding Februari 2010, suara Mega turun hampir setengahnya."

IRA GUSLINA | SUNUDYANTORO

Berita populer:
Jebakan Ferrari Adik Menteri Andi

Tak Sabar Antre Anggota DPR Dorong Petugas Bandara

Mengendus Jejak Ali Mudhori di Lumajang

Klarifikasi Insiden Bandara, PAN Panggil Andi Taufan

Demokrat Laporkan TVone dan Metro TV Ke KPI

Metro TV dan TVOne Dinilai Bikin Demokrat Jeblok

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.

Baca Selengkapnya

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.

Baca Selengkapnya

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.

Baca Selengkapnya