Komnas HAM: Pemerintah Lambat Tangani Sandera GAM

Reporter

Editor

Selasa, 6 Januari 2004 17:25 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Tim Ad Hoc Aceh Komnas HAM, MM Billah, mengatakan pemerintah lambat dan lalai menjalankan tugasnya membebaskan dan melindungi para sandera GAM, termasuk kamerawan RCTI Ferry Santoro dan dua orang istri perwira TNI. Hal ini disampaikan Billah pada konferensi pers yang digelar bersama Eksekutif Nasional Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EKNAS-LMND) dan Komite Pimpinan Pusat Solidaritas Mahasiswa untuk Rakyat (KPP-SMUR), Selasa (6/1) di Jakarta. Dalam kesempatan tersebut Billah mengatakan kasus penyanderaan wartawan RCTI, almarhum Ersa Siregar dan Ferry Santoro, sudah berlangsung sangat lama, yaitu selama enam bulan. Tetapi, pemerintah lambat menyadari untuk segera membebaskan para sandera hingga akhirnya wartawan senior RCTI Ersa Siregar tewas tertembak pada 29 Desember lalu. Walaupun begitu, kata Billah, Komnas HAM tetap menyambut baik tindakan pemerintah yang datang ke Aceh untuk melakukan negosiasi dengan GAM untuk membebaskan para sandera. Untuk mengusut lebih jauh kasus tertembaknya Ersa dan penyanderaan Ferry Santoro dan sandera lainnya, Komnas HAM akan membentuk tim independen yang bertugas menguak serta mengusut tuntas kasus penyanderaan wartawan RCTI sampai terbunuhnya Ersa. Tim tersebut terdiri dari Komnas HAM, Komnas Perempuan, organisasi wartawan, dan tim ahli dokter forensik, dan lain-lain. Menurut Billah, gagasan pembentukan tim independen sudah diungkap sejak pemakaman Ersa. Ide ini disetujui oleh beberapa pihak dan akan diusulkan untuk diangkat dalam sidang paripurna di DPR. Pembentukan tim ini, kata Billah, sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan Komnas HAM terhadap banyaknya pelanggaran HAM yang terjadi di Aceh. Namun, dalam pembentukan tim tersebut Komnas HAM terutama akan melakukan tindakan-tindakan yang berimplikasi pada pembebasan para sandera.Lebih jauh Billah mengatakan dalam tim Komnas HAM tidak akan melibatkan pihak yang terlibat konflik, yaitu TNI, Polri, dan GAM. Keputusan Komnas HAM untuk tidak melibatkan TNI, Polri, dan GAM, agar bisa membebaskan para sandera secara damai dan sesuai dengan Konvensi Jenewa.Penyanderaan yang dilakukan GAM menyalahi Konvensi Jenewa dan Komnas HAM sangat menentang itu, ujar Billah. Dia sendiri berkeyakinan efektif atau tidaknya tim nanti tergantung dari hasil di lapangan. Namun, Komnas HAM berharap konflik yang terjadi di Aceh bisa diatasi secara beradab dan damai. Sunariah - Tempo News Room

Berita terkait

Amnesty International Ungkap Polri Impor Alat Sadap, Ini Kata Pakar Kepolisian Soal SOP Penyadapan

2 menit lalu

Amnesty International Ungkap Polri Impor Alat Sadap, Ini Kata Pakar Kepolisian Soal SOP Penyadapan

Amnesty International Security Lab mengungkap adanya pengadaan alat penyadapan melalui Singapura sepanjang 2019 hingga 2021.

Baca Selengkapnya

Indonesia Mengecam Perebutan Penyeberangan Rafah di Gaza oleh Pasukan Israel

2 menit lalu

Indonesia Mengecam Perebutan Penyeberangan Rafah di Gaza oleh Pasukan Israel

Kementerian Luar Negeri RI mengecam keras perebutan Israel terhadap Penyeberangan Rafah di sisi Palestina.

Baca Selengkapnya

Puluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar

6 menit lalu

Puluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Puluhan emak-emak di Depok menjadi korban penipuan berkedok investasi emas bodong. Kerugian mencapai Rp 6 miliar.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

12 menit lalu

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

Ahsan Hariri, kontraktor pembangunan gedung baru Masjid Al Barkah di Cakung, Jakarta Timur, dikabarkan puunya banyak utang.

Baca Selengkapnya

10 Orang Terkaya di Indonesia Mei 2024, Agoes Projosasmito Jadi Nama Baru

16 menit lalu

10 Orang Terkaya di Indonesia Mei 2024, Agoes Projosasmito Jadi Nama Baru

Orang terkaya di Indonesia masih diduduki oleh sejumlah nama seperti Budi Hartono, Michael Hartono, hingga Chairul Tanjung. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Presidential Club Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Ini Alasannya

17 menit lalu

Pakar Sebut Presidential Club Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Ini Alasannya

Menurut pakar, Prabowo lebih baik menggunakan Wantimpres ketimbang menghidupkan kembali Dewan Pertimbangan Agung.

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

21 menit lalu

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Publik Menunggu Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Aturan Pembentukan Kabinet?

23 menit lalu

Publik Menunggu Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Aturan Pembentukan Kabinet?

Masyarakat menunggu bentukan kabinet Prabowo-Gibran. Bagaimana aturan pembentukan dan di pasal mana menteri tak boleh rangkap jabatan?

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Modeling Tambak Ikan Nila Seluas 80 Hektare di Karawang

25 menit lalu

Jokowi Resmikan Modeling Tambak Ikan Nila Seluas 80 Hektare di Karawang

Presiden Jokowi mengatakan pembukaan modeling tambak ikan nila ini karena ada permintaan pasar yang sangat besar.

Baca Selengkapnya

Duel Real Madrid vs Bayern Munchen di Liga Champions, Ini Siasat Carlo Ancelotti untuk Kalahkan Die Roten

30 menit lalu

Duel Real Madrid vs Bayern Munchen di Liga Champions, Ini Siasat Carlo Ancelotti untuk Kalahkan Die Roten

Real Madrid akan menjamu Bayern Munchen pada leg kedua Liga Champions di Estadion Santiago Bernabeu pada Kamis dinihari, 9 Mei 2024 pukul 02.00 WIB.

Baca Selengkapnya