Aktivis Tanya Komitmen Presiden Berantas Korupsi

Reporter

Editor

Kamis, 26 Januari 2012 01:06 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi Menko Polhukam Djoko Suyanto (kiri) dan Menkumham Amir Syamsuddin (kanan) dalam acara dialog dengan sejumlah anggota LSM penggiat anti korupsi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/1). ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta serius memberantas korupsi di pemerintahan. Selama ini publik masih kecewa dengan agenda ini karena mandek di berbagai lini. “Presiden harus melakukan langkah konkret,” kata Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Yuna Farhan saat dihubungi Tempo, Rabu, 25 Januari 2012.

Presiden hari ini mengundang puluhan pengurus lembaga yang perhatian di bidang pemberantasan korupsi dari berbagai daerah di Indonesia. Beberapa lembaga yang diundang antara lain Indonesia Corruption Watch, Transparansi Internasional Indonesia dan Fitra. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari hari antikorupsi di Semarang pada 9 Desember tahun lalu.

Yuna menilai, presiden memiliki perangkat dan aturan yang luar biasa untuk memberantas korupsi. Sayangnya, kata Yuna, presiden gagal mengoptimalkan kekuatan ini. Termasuk presiden tidak mampu memanfaatkan dukungan Komisi Pemberantasan Korupsi. “Padahal Presiden Yudhoyono memiliki kekuasaan,” kata Yuna.

Yuna meminta presiden mengevaluasi kepolisian dan kejaksaan setiap tiga bulan. Evaluasi ini penting untuk memastikan program-program pemberantasan korupsi di dua institusi ini berjalan. Salah satu kasus yang macet di kepolisian adalah rekening gendut sejumlah perwira kepolisian.

Tak hanya itu, aktivis juga meminta presiden membentuk tim khusus penilai untuk pengisian jabatan-jabatan strategis di kementerian. Misalnya, posisi Direktur Jenderal Pajak. “Presiden harus mengintervensi,” kata dia.

Yuna menjelaskan, ada lima agenda yang harus diprioritaskan oleh presiden. Kelima agenda itu adalah penegakan hukum, korupsi daerah dan sumber daya alam, reformasi birokrasi, penguatan gerakan masyarakat sipil dan pendidikan antikorupsi serta akuntabilitas dan efisiensi anggaran.

Terkait dengan persoalan anggaran, Yuna meminta pemerintah melibatkan partisipasi publik sejak awal perencanaan. Hal ini bertujuan untuk mencegah kebocoran anggaran maupun tindak pidana korupsi sejak awal. Pemerintah seharusnya menyediakan mekanisme bagi publik untuk mengkritisi setiap kebijakan yang terkait penganggaran. “Ini kalau pemerintah serius mau menyelamatkan uang negara,” kata dia.

Yuna berjanji, tiga bulan mereka akan datang menemui presiden. Aktivis akan mengevaluasi apa saja yang sudah dilakukan oleh presiden. Dia menyatakan, jika presiden berhasil memenuhi komitmen, mereka akan membawa persoalan baru. “Kami ingin presiden melakukan langkah konkret agar tidak hanya sekadar wacana,” kata Yuna.

I WAYAN AGUS PURNOMO

Berita terkait

AHY Sebut Perseteruan dengan Moeldoko di Demokrat Sudah Lewat

26 Februari 2024

AHY Sebut Perseteruan dengan Moeldoko di Demokrat Sudah Lewat

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut tidak ingin membesar-besarkan perseteruannya dengan Moeldoko yang ia anggap sudah lewat.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan AHY Duga Moeldoko Ingin Jegal Pencapresan Anies Baswedan

4 April 2023

Ini Alasan AHY Duga Moeldoko Ingin Jegal Pencapresan Anies Baswedan

AHY mengungkapkan alasan dugaan Moeldoko ingin menghalangi pencapresan Anies Baswedan dengan mengambil alih Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

AHY hingga Moeldoko Angkat Bicara Soal Klaim Bukti Baru di PK Kasus Kudeta Partai Demokrat

4 April 2023

AHY hingga Moeldoko Angkat Bicara Soal Klaim Bukti Baru di PK Kasus Kudeta Partai Demokrat

AHY, Kuasa Hukum Partai Demokrat, hingga Moeldoko memberikan tanggapannya terkait klaim bukti baru di peninjauan kembali kasus kudeta Partai Demokrat.

Baca Selengkapnya

Moeldoko Ajukan PK Kasus KLB Partai Demokrat, Andi Mallarangeng: Moeldoko Lagi, Lagi-lagi Moeldoko

4 April 2023

Moeldoko Ajukan PK Kasus KLB Partai Demokrat, Andi Mallarangeng: Moeldoko Lagi, Lagi-lagi Moeldoko

KSP Moeldoko mengajukan PK selang sehari setelah Partai Demokrat usung Anies Baswedan sebagai capres 2024. Ini kata AHY dan Andi Mallarangeng.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat Sebut Kubu Moeldoko Sudah Cerai Berai

3 Oktober 2021

Partai Demokrat Sebut Kubu Moeldoko Sudah Cerai Berai

Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono, Herzaky Mahendra Putra, menyebut kubu Moeldoko sudah cerai berai.

Baca Selengkapnya

Donal Fariz Sebut Konflik Demokrat Menarik Karena Libatkan Orang Luar Partai

13 Maret 2021

Donal Fariz Sebut Konflik Demokrat Menarik Karena Libatkan Orang Luar Partai

Donal Fariz, mengatakan polemik Demokrat tak menarik jika hanya melibatkan internal partai politik.

Baca Selengkapnya

Kubu KLB Tuding Ada Setoran Wajib DPC ke DPP, Kubu AHY: Jangan Mengada-Ada

10 Maret 2021

Kubu KLB Tuding Ada Setoran Wajib DPC ke DPP, Kubu AHY: Jangan Mengada-Ada

Herzaky Mahendra Putra membantah keras tudingan dari Kubu KLB bahwa ada setoran wajib dari daerah untuk kepengurusan AHY

Baca Selengkapnya

Kata Marzuki Alie KLB Demokrat Kembalikan Marwah Partai

9 Maret 2021

Kata Marzuki Alie KLB Demokrat Kembalikan Marwah Partai

Marzuki Alie menjelaskan perubahan di tubuh Demokrat terjadi sejak Kongres 2015. Ada perubahan AD/ART.

Baca Selengkapnya

Moeldoko Disarankan Belajar dari Megawati Mendirikan Partai Baru

8 Maret 2021

Moeldoko Disarankan Belajar dari Megawati Mendirikan Partai Baru

Anwar Abbas menyarankan Moeldoko, belajar dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk membentuk partai baru.

Baca Selengkapnya

Siap Maafkan Moeldoko, AHY: Beliau Mantan Panglima, Saya Tetap Hormat

8 Maret 2021

Siap Maafkan Moeldoko, AHY: Beliau Mantan Panglima, Saya Tetap Hormat

AHY mengaku secara pribadi tidak ada masalah dengan Moeldoko.

Baca Selengkapnya