Penambang Belerang Gunung Ijen Kerja Serabutan  

Reporter

Editor

Senin, 16 Januari 2012 14:14 WIB

Penambang belerang di Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. TEMPO/Arie Basuki

TEMPO.CO, Banyuwangi - Ratusan penambang batu belerang di kawah Gunung Ijen kehilangan mata pencaharian setelah seluruh aktivitas di sekitar puncak gunung ditutup pertengahan Desember 2011 lalu. "Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, apa saja yang bisa dikerjakan, ya terpaksa dikerjakan," kata Suyono, 43 tahun, salah seorang penambang belerang, Senin, 16 Januari 2012.

Menurut Suyono, para penambang harus bekerja serabutan. Suyono, misalnya, terkadang mencari rumput untuk pakan ternak sapi milik tetangganya. Di lain hari, dirinya menjadi buruh tani.

Dari pekerjaan mencari rumput, setiap hari, bapak enam anak itu mendapat upah Rp 15 ribu. Pendapatannya ini jauh lebih sedikit dari penghasilannya sebagai penambang belerang.

Lelaki itu menuturkan, sebagai penambang belerang, biasanya ia mendapat upah Rp 40 ribu sehari bila mampu membawa belerang seberat 75 kilogram. "Satu kilogram belerang dihargai Rp 600," ujarnya.

Beban hampir satu kuintal belerang itu dipikul Suyono dari dasar kawah Gunung Ijen hingga ke tempat penimbangan yang berjarak sekitar tiga kilometer. Setiap hari Suyono harus menapaki jalan berliku, mendaki gunung setinggi lebih dari dua ribu meter dari permukaan laut itu.

Selain sering mengalami sakit pinggang, warga Desa Tamansari, Kecamatan Licin, itu juga harus menghadapi ancaman gas belerang. "Napas sering sesak," keluhnya.

Meski beban pekerjaannya cukup berat, Suyono tidak pernah putus asa menjalaninya. Tidak ada pilihan pekerjaan lain yang membuatnya terpaksa menekuni pekerjaan itu. "Kalau ada pekerjaan lain dengan penghasilan yang sama, saya berhenti sebagai penambang," katanya.

Suwarso, 39 tahun, seorang penambang belerang lainnya, juga berkeluh kesah serupa. Pria yang telah 15 tahun menjadi penambang belerang itu mengatakan ekonominya terpuruk setelah sebulan Gunung Ijen tertutup bagi penambang. Pria beranak dua itu pun untuk sementara beralih menjadi pencari rumput. "Diupah Rp 15 ribu sehari," ucapnya.

Warga Desa Wonosuko, Kecamatan Kalipuro, itu tidak tahu kapan aktivitas Gunung Ijen kembali normal. Suwarso tidak pernah kapok menjadi penambang belerang. Dia sudah menyadari risiko dari pekerjaannya. "Kalau hari ini Ijen dibuka lagi, besok saya langsung menambang," tuturnya.

Suwarso kerap memikul 75 kilogram belerang dari kawah. Bahkan, dalam sehari, pekerjaan berat itu bisa dilakoninya hingga dua kali. Upah yang dibawa pulang Rp 80 ribu sehari. "Enaknya nambang, upahnya langsung didapat," katanya.

Di Gunung Ijen terdapat 403 penambang belerang. Mereka bekerja untuk PT Candi Ngrimbi, perusahaan yang mendapat kuasa eksploitasi penambangan belerang di Gunung Ijen.

Sejak 14 Desember 2011 lalu, aktivitas Gunung Ijen meningkat sehingga statusnya dinaikkan dari normal menjadi waspada. Empat hari kemudian ditingkatkan lagi menjadi siaga. Status siaga masih berlaku hingga hari ini. Radius 1,5 kilometer dari kawah harus disterilkan dari wisatawan dan penambang belerang.

Untuk membantu ekonomi penambang belerang, Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Banyuwangi hari ini memberikan bantuan sembako. Setiap penambang mendapatkan 2,5 kilogram beras dan lima bungkus mi instan. "Semoga status Gunung Ijen segera normal kembali," ucap Ketua PMI Banyuwangi yang juga Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko, usai membagikan bantuan.

IKA NINGTYAS

Berita terkait

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

1 hari lalu

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

Kontrak Freeport adalah salah satu kontrak pertambangan terbesar dan paling signifikan di dunia, yang terletak di Provinsi Papua, Indonesia.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

2 hari lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

3 hari lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

6 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

7 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

8 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

12 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

14 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

16 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

32 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya