TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Tim Pencari Fakta DPR RI untuk kasus Mesuji, Azis Syamsuddin, mengatakan tim akan mengunjungi Polda Lampung hari ini. Menurut dia, tim akan mengorek keterangan terkait dengan peristiwa pembantaian masyarakat di Kabupaten Mesuji, Lampung.
"Kami akan lihat apakah ada kesalahan prosedur dalam penanganan kasus ini oleh aparat keamanan," ujar dia kepada Tempo, Sabtu 17 Desember 2011.
Tim Pencari Fakta bentukan DPR ini dibentuk sebagai respons atas aduan korban pembantaian kepada Komisi Hukum DPR, Rabu lalu. Dalam laporan itu warga yang menjadi korban mempertunjukkan video pembantaian yang dilakukan oleh pihak pengamanan perkebenunan kelapa sawit PT Silva Inhutani dengan dibantu sekelompok masyarakat. Dalam video itu juga terekam aparat Brimob yang menenteng senjata ikut menganiaya dan membiarkan tragedi berdarah ini.
Azis mengatakan tim akan meminta penjelasan dari Kepala Kepolisian Daerah Lampung, Kapolres Mesuji, Badan Pertanahan Lampung, serta pihak terkait lainnya. Tim akan mencari keterangan soal kejadian itu kepada masyarakat di Mesuji.
Agenda pertemuan akan dilakukan besok. Tim akan kembali ke Jakarta pada Senin pekan depan. "Besok kami akan terjun ke TKP jika memang diizinkan oleh perusahaan," ujarnya.
Tim Pencari Fakta ini terdiri dari 11 orang. Selain Azis, tim diisi oleh Nudirman Munir dari Fraksi Partai Golkar, Dasrul Jabar dari Fraksi Partai Demokrat, Bukhori dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Ahmad Kurdi Moekri dari Fraksi PPP, Syarifuddin Suding dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat, serta Martin Hutabarat dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya.
FEBRIYAN
Berita terkait
Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024
18 hari lalu
Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum
Baca SelengkapnyaPrajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat
34 hari lalu
Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.
Baca SelengkapnyaAmnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum
40 hari lalu
Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.
Baca SelengkapnyaKontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer
6 Oktober 2021
Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.
Baca SelengkapnyaSerial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan
16 September 2021
Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.
Baca Selengkapnya2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf
27 Juli 2021
TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.
Baca SelengkapnyaJokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua
5 Juli 2018
Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.
Baca SelengkapnyaBerdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini
8 Juli 2017
Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.
Baca SelengkapnyaTampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks
8 Juli 2017
Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.
Baca SelengkapnyaBerdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara
8 Juli 2017
Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."
Baca Selengkapnya