Pimpin AJI, Eko Item-Suwarjono, Janji Atasi Kriminalisasi Wartawan

Reporter

Editor

Minggu, 4 Desember 2011 06:35 WIB

40-an jurnalis media cetak, elektronik, online, dan kantor berita di Palembang, Sumatra Selatan, berunjuk rasa menolak kriminalisasi pers dan pemenjaraan wartawan karena pemberitaan yang dibuat. ANTARA/ Budisantoso Budiman

TEMPO Interaktif, Makassar - Eko Maryadi alias Item, bersama Suwarjono akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen Indonesia periode 2011-2014 pada Kongres VIII di Hotel Aryaduta Makassar.

Pasangan ini mengungguli pasangan Jajang Jamaluddin dan Ulin Yusron pada pemilihan ketua umum dan sekretaris jenderal. Dari total 225 suara di 34 perwakilan AJI Kota se-Indonesia, pasangan Eko Maryadi-Suwarjono mengantongi 165 suara.

Sementara pasangan Jajang Jamaluddin-Ulin Yusron mengantongi 59 suara. Satu suara abstain karena tidak menuliskan pasangan calon saat pemilihan.

Ketua AJI terpilih, Eko Maryadi, memberikan janji akan berkomunikasi intensif dengan AJI Kota se-Indonesia. “Sebulan sekali saya berjanji akan selalu berkomunikasi lewat fasilitas streaming bersama AJI-AJI se-Indonesia,” katanya saat membacakan visi dan misi. "Juga mengatasi kriminalisasi pada wartawan."

Sebelum proses pemilihan digelar, kedua pasangan calon dipersilakan untuk menyampaikan visi dan misinya selama lima belas menit. Pasangan Jajang Jamaluddin-Ulin Yusron mendapatkan kesempatan pertama. "Kami akan mengusahakan pengadaan kesekretariatan yang tersebar di seluruh AJI Kota-Indonesia," kata Jajang memaparkan.

Adapun Eko Maryadi-Suwarjono, sebelum memaparkan visi dan misi, memutar film dokumenter mengenai kondisi jurnalis yang kerap mengalami kriminalisasi. Eko Maryadi alias Item memaparkan pembenahan pola komunikasi antara AJI Kota dan AJI Indonesia. "Kami akan memperbaiki pola komunikasi, baik virtual maupun fisikal," ucapnya.

Selain itu, penguatan kapasitas AJI Kota juga akan dilakukan. Juga melakukan pembenahan terhadap sistem kerja jurnalis yang kerap lemah ketika berhadapan dengan perusahaan medianya. "Saya akan berusaha membuka komunikasi dengan perusahaan media untuk memperhatikan kesejahteraan kontributor, koresponden, dan stringer. Kesejahteraan itu paling tidak berupa asuransi dan jaminan sosial," ucapnya.

Nurdin Amir, pengurus AJI Kota Makassar, mengatakan, terpilihnya Eko Maryadi dan Suwarjono untuk memimpin AJI Indonesia periode 2011-2014 membuka harapan baru. Terutama mengenai kesejahteraan jurnalis, advokasi, dan sumber daya jurnalis. "Ini perlu kita kawal, ketiga gambaran itu adalah permasalahan utama di AJI Kota," ucapnya.

Usai pemilihan ketua dan sekretaris jenderal, Kongres juga menetapkan anggota badan pengawas keuangan, masing-masing adalah Sukriansyah S. Latief, Viktor Mambor, dan Farid Cahyono. Adapun mereka yang duduk di badan pengawas organisasi, masing-masing adalah Nugroho Dewanto, Oyos Suroso, dan Adi Nugroho.

ICHSAN AMIN

AJI

Berita terkait

Komunitas Pers Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran: Ini Kata AMSI, AJI, IJTI, PWI, dan Konstituen Dewan Pers Lain

1 hari lalu

Komunitas Pers Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran: Ini Kata AMSI, AJI, IJTI, PWI, dan Konstituen Dewan Pers Lain

Konstituen Dewan Pers ramai-ramai tolak RUU Penyiaran yang bisa mengekang kemerdekaan pers. Apa kata AJI, PWI, IJTI, AMSI dan lainnya?

Baca Selengkapnya

AJI Nilai Draf Revisi UU Penyiaran Bawa Masa Depan Jurnalisme Menuju Kegelapan

1 hari lalu

AJI Nilai Draf Revisi UU Penyiaran Bawa Masa Depan Jurnalisme Menuju Kegelapan

AJI Jakarta bersama LBH Pers mengatakan draf revisi UU Penyiaran akan membawa masa depan jurnalisme menuju kegelapan

Baca Selengkapnya

AJI Minta DPR Tunda RUU Penyiaran, Singgung Nasib Jurnalisme Investigasi

2 hari lalu

AJI Minta DPR Tunda RUU Penyiaran, Singgung Nasib Jurnalisme Investigasi

Ketua Umum AJI, Nani Afrida, meminta pembahasan RUU Penyiaran ini ditunda hingga ada anggota DPR yang baru.

Baca Selengkapnya

Draft RUU Penyiaran Larang Penayangan Konten Eksklusif Jurnalisme Investigasi, AJI Sebut Upaya Membungkam Pers

5 hari lalu

Draft RUU Penyiaran Larang Penayangan Konten Eksklusif Jurnalisme Investigasi, AJI Sebut Upaya Membungkam Pers

Sekretaris Jenderal AJI, Bayu Wardhana, meminta agar DPR menghapus pasal bermasalah dalam RUU Penyiaran tersebut.

Baca Selengkapnya

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

10 hari lalu

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

Nany Afrida dan Bayu Wardhana terpilih menjadi Ketua dan Sekjen AJI yang baru dalam Kongres XII AJI.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

12 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

15 hari lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

15 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

43 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

49 hari lalu

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

Kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Laut itu merupakan bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik yang tidak sepatutnya terjadi.

Baca Selengkapnya