TEMPO Interaktif, Makassar - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) meminta PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV lebih mengoptimalkan produksi gula lokal. Organisasi tani ini menilai pabrik hanya memproduksi 80 ribu dari kebutuhan 120 ton gula pasir per tahun. "Swasta saja bisa untung dari perkebunan gula dengan teknologi yang minimalis. Manajemen di PTPN sudah harus dibenahi," kata Wakil Sekretaris Jenderal HKTI Kamhar Lakumani, Selasa 8 November 2011.
Perkebunan Nusantara XIV mengoperasikan Pabrik Gula Takalar serta Arasoe dan Camming di Kabupaten Bone. Maksimal produksi mereka 60-80 ribu ton per tahun. Sementara kebutuhan lokal di Sulsel setiap tahun di atas 120 ribu ton. Namun belakangan operasional ketiga pabrik itu diserahkan ke PTPN X Surabaya dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Sementara PTPN XIV lebih fokus bermain di bisnis perkebunan aneka tanaman, seperti kelapa sawit, karet, dan kakao.
Pabrik peninggalan kolonial, Kamhar menjelaskan, sudah waktunya dilakukan reformasi perluasan lahan tanam, modernisasi mesin, peningkatan varitas bibit dan perombakan manajemen produksi. Terutama lahan dan produksi yang harus mencapai rendemen tebu 8-9 persen. Selama ini rendemen tanaman sangat rendah yakni di kisaran 7-7,4 persen yang tidak mampu mendongkrak produksi.
Anggota DPR RI Komisi IV Bidang Pertanian dan Kehutanan M Jafar Hafsah mengatakan dibutuhkan suntikan anggaran dari APBN untuk memperbaiki manajemen dan modernisasi pabrik milik PTPN. Menurut Jafar sulit mengharapkan anggaran internal mengingat perusahaan ini selalu mengalami devisit keuangan setiap tahun. "Butuh suntikan dana segar dari APBN dan internal perusahaan. Sejak awal perusahaan untuk konsesi KTI untuk semua komoditas. Kalau dikelola dengan profesional, mestinya bisa menghasilkan laba besar," jelas Jafar.
Sebelumnya Juru Bicara PTPN XIV Bahrun menjelaskan operasional pabrik gula sudah dikerjasamakan dengan PTPN X dan RNI. Sejak tiga tahun terakhir, manajemen telah banting setir ke usaha perkebunan aneka komoditas. Di sulsel dan Sulbar, menurut Bahrun, tengah digenjot tanaman kelapa sawit. Bidang usaha baru itu juga didukung dengan pabrik pembuatan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil). "Kami ingin menjajaki ekspor CPO kenegara tetangga. Saat ini kami mengupayakan ada investasi baru untuk pembangunan pabrik CPO."
SULFAEDAR PAY
Berita terkait
Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang
10 Oktober 2022
Erick Thohir mengungkapkan revitalisasi industri gula dapat memenuhi kebutuhan gula nasional.
Baca SelengkapnyaBadan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula
4 Agustus 2022
Badan Pangan Nasional akan membuat regulasi tata-kelola gula untuk memperkuat industri gula nasional.
Baca SelengkapnyaLebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor
4 Agustus 2022
Badan Pangan Nasional mencatat kebutuhan total gula secara nasional mencapai 7,3 juta ton per tahun.
Baca SelengkapnyaKeluhkan Kelangkaan Gula Rafinasi, Pelaku Industri Surati Gubernur Jawa Timur
8 Maret 2021
Pelaku industri makanan dan minuman Jawa Timur menyurati Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengeluhkan kelangkaan gula rafinasi.
Baca SelengkapnyaAwasi Distribusi Gula, Mendag Gandeng Satgas Pangan dan DPR
11 April 2020
Mendag Agus Suparmanto bersama Satgas Pangan dan Komisi VI DPR secara intensif mengawasi industri gula.
Baca SelengkapnyaFaktor Cuaca dan Lahan, Produksi Gula Diprediksi Tak Capai Target
13 Februari 2020
Asosiasi Gula Indonesia memperkirakan produksi gula tahun ini turun 10 persen dibandingkan 2019.
Baca SelengkapnyaKementerian Pertanian Adukan Majalah Tempo ke Dewan Pers
9 September 2019
Laporan investigasi Majalah Tempo edisi 9-15 September 2019 bertajuk "Gula-Gula Dua Saudara" dinilai menyudutkan Kementerian Pertanian.
Baca SelengkapnyaMendag Ancam Cabut Izin Pabrik yang Jual Gula Rafinasi ke Pasar
6 Agustus 2019
Menteri Perdagangan Enggarsito Lukita mengancam akan mencabut izin perusahaan yang menyalahgunakan produksi gula rafinasi dengan dijual bebas ke pasar
Baca SelengkapnyaJika Ditugasi Impor Gula Mentah, PTPN X Siap
1 Juli 2019
Impor gula mentah itu dilakukan guna memenuhi konsumsi gula kristal putih (GKP).
Baca SelengkapnyaAPTRI Minta Jokowi Pilih Menteri yang Berpihak pada Petani Tebu
29 Juni 2019
APTRI meminta Presiden Jokowi pilih menteri yang memahami petani tebu karena saat ini industri gula sudah kritis.
Baca Selengkapnya