TEMPO Interaktif, Jakarta - Legislator Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Tubagus Hasanuddin, menyatakan Dewan Perwakilan Rakyat tak bakal tergesa-gesa mengesahkan Rancangan Undang-Undang Intelijen Negara. Sebab, ia menilai naskah beleid itu lebih baik diperbaiki terlebih dulu.
"Kami tidak tergesa-gesa harus (mengesahkannya) bulan Juli seperti dalam jadwal legislasi," ujarnya dalam diskusi di Restoran Bumbu Desa Cikini, Jumat 1 Juli 2011.
Menurutnya, lebih penting memenuhi harapan publik. Fraksinya, kata anggota Komisi Pertahanan DPR itu, telah sepakat tak ingin menyetujui beleid yang berpotensi menghancurkan kebebasan informasi ini. Ia juga menyatakan mengundang masyarakat untuk memantau ketika panitia kerja DPR dan pemerintah membahas aturan tentang intelijen tersebut.
Sebelumnya, Wakil Direktur Yayasan Sains Estetika Teknologi Agus Sudibyo mendesak Dewan Perwakilan Rakyat menunda pengesahan Rancangan Undang-Undang Intelijen. Sebabnya, beleid itu dinilai masih cacat dari sudut pandang keterbukaan informasi.
Menurutnya, ada 3 persoalan yang ditemukan Yayasan SET saat menganalisis calon aturan itu. Di antaranya ruang lingkup kerahasiaan informasi intelijen terlalu luas, RUU Intelijen tidak melembagakan kontrol publik, serta memberi kewenangan penyadapan dan penangkapan yang rentan diselewengkan demi kepentingan ekonomi dan politik penguasa.
BUNGA MANGGIASIH
Berita terkait
Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029
15 jam lalu
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini
20 jam lalu
KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020
Baca SelengkapnyaReaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah
23 jam lalu
DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
Baca SelengkapnyaDitolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi
1 hari lalu
Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaGerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok
2 hari lalu
Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.
Baca SelengkapnyaPeneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya
2 hari lalu
PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.
Baca SelengkapnyaBMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali
5 hari lalu
Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.
Baca SelengkapnyaMK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya
5 hari lalu
Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.
Baca SelengkapnyaPrabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya
6 hari lalu
Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaTerkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai
6 hari lalu
Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.
Baca Selengkapnya