TEMPO Interaktif, Karanganyar - Sekolah Dasar Islam Sains Terpadu Al Albani Karanganyar yang semula menolak menghormat bendera merah putih akhirnya bersedia untuk melakukan upacara bendera secara lengkap. Bahkan mereka telah menggelar latihan upacara bendera dengan dilatih oleh Komando Distrik Militer serta Dinas Pendidikan setempat. Latihan upacara tersebut diikuti oleh semua guru serta siswa, Sabtu, 11 Juni 2011.
Kepala Sekolah Al Albani, Heru Ichwanuddin, menyatakan latihan upacara tersebut merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang mereka buat bersama pemerintah beberapa hari lalu. “Kami telah menyatakan kesediaan untuk menghormat pada bendera,” kata Ichwanuddin.
Ichwanuddin menyatakan kesediaannya menghormat bendera berdasarkan pada fatwa para ulama di Arab Saudi yang menyatakan jika umat Islam di suatu negara harus tunduk pada aturan negara. Selain itu, sekolahnya bersedia melakukan upacara untuk mencegah kemudaratan yang lebih besar. “Sebab, sekolah ini terancam ditutup jika menolak menghormat bendera,” katanya.
Meskipun telah melaksanakan latihan, sekolah itu tidak akan menggelar kegiatan upacara pada Senin pekan depan. Upacara akan dilaksanakan pada Jumat, 17 Juni. “Kami mengikuti jadwal dari Pemerintah Karanganyar,” kata Ichwanuddin. Jika dalam satu pekan terdapat tanggal 17, maka upacara bendera yang harusnya digelar setiap Senin digeser di tanggal tersebut. Selanjutnya, upacara akan digelar tiap Senin.
Salah seorang siswa, Muhammad Rizal, mengaku jika dirinya senang dengan latihan upacara kali ini. “Berbeda dengan upacara biasanya,” kata Rizal. Biasanya, upacara dilakukan tanpa ada kegiatan menghormat bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Mereka hanya membaca Undang Undang Dasar 1945 serta teks Pancasila.
Sebelumnya, dua sekolah di Karanganyar diketahui menolak menghormat bendera merah putih saat melangsungkan upacara. Namun, mereka akhirnya membuat surat pernyataan yang berisi kesediaan untuk menghormat bendera, setelah Bupati Karanganyar Rina Iriani mengancam untuk menutup sekolah tersebut.
AHMAD RAFIQ
Berita terkait
Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi
9 September 2013
Dia mempertanyakan manfaat survei berisi grafik ukuran kelamin laki-laki dan perempuan itu.
Baca SelengkapnyaKuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi
7 September 2013
Kuesioner gambar alat kelamin menjadi bagian pemeriksaan kesehatan untuk siswa SMP dan SMA terkait kesehatan reproduksi. Uji coba berlanjut tahun ini.
Baca SelengkapnyaKemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS
7 September 2013
Kuesioner yang memuat alat vital program UKS kerja sama empat kementerian.
Baca SelengkapnyaKuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang
6 September 2013
Kuesioner bergambar kelamin yang sempat beredar di SMP Negeri 1 Sabang telah ditarik oleh pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Sabang.
Baca SelengkapnyaKuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah
6 September 2013
Perbedaan interpretasi timbul lantaran kurangnya pemahaman dinas kesehatan di beberapa daerah tentang kesehatan reproduksi.
Baca SelengkapnyaKPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik
6 September 2013
Gambar, foto, atau sketsa organ kelamin tanpa penjelasan memadai dianggap bisa mengarah kepada pornografi.
Baca SelengkapnyaKuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing
6 September 2013
AFP, Straitstimes Singapura, The Standar Hong Kong menulis soal kuisioner yang mencantumkan gambar alat kelamin.
Baca SelengkapnyaKuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program
5 September 2013
Seharusnya kuesioner gambar kelamin tidak dibagi dan tidak boleh dibawa pulang karena bersifat rahasia.
Baca SelengkapnyaUkur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan
5 September 2013
SMP Negeri 1 Sabang merasa tercoreng dan kecewa dengan pihak dinas kesehatan. 'Lembaran itu dibagikan oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan.'
Baca SelengkapnyaData Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes
4 September 2013
Dinas Kesehatan Kota Sabang mengatakan data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi remaja di Kota Sabang.
Baca Selengkapnya