"Sampai saat ini memang belum ditemukan kasus flu burung di NTT. Tapi kami harus waspada," kata Kepala Dinas Peternakan NTT Samuel Rebo kepada Tempo di Kupang, Rabu (23/3).
Waspada flu burung dikeluarkan Pemerintah Provinsi NTT setelah kasus flu burung kembali merebak di beberapa daerah Pulau Jawa.
Menurut Samuel, Dinas Peternakan bersama pihak karantina hewan telah membentuk tim untuk memantau semua peternakan unggas di daerah NTT, terutama peternakan yang unggasnya didatangkan dari Pulau Jawa. "Ayam ras di daerah ini lebih banyak didatangkan dari Surabaya," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga terus memberikan penyuluhan kepada peternak tentang bahaya flu burung, serta melakukan bio security terhadap kandang-kandang peternakan. "Kasus flu burung bisa masuk NTT kapan saja. Apalagi dengan cuaca buruk seperti saat ini," ucapnya.
Sementara itu, Ama Wira, seorang pedagang ayam potong di Pasar Kasih Naikoten I Kupang mengatakan, pembeli tidak pernah terpengaruh oleh isu flu burung.
Menurut Ama Wira, flu burung sulit berkembang di daerah berhawa panas, seperti Kupang.
Dia mengakui omzet penjualan ayamnya menurun drastis dalam beberapa hari terakhir. "Bukan karena ada isu flu burung, tapi daya beli masyarakat memang menurun," tuturnya.
Ayam potong paling laris hanya pada saat hari raya besar, atau hari Sabtu dan minggu. YOHANES SEO.