Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Kiai Hasyim Muzadi memuji sikap Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menolak tawaran bergabung dalam koalisi partai politik pendukung pemerintah.

"Pantas diacungi jempol. Mega telah mencontohkan bagaimana keluarga untuk partai dan partai untuk negara," kata Hasyim melalui pernyataan tertulis di Jakarta, Selasa 8 Maret 2011.

Ia mengatakan, seandainya Megawati tergiur tawaran kursi kabinet, maka PDIP akan mengalami disintegrasi sangat berat karena sebagian kadernya masuk penjara dengan proses yang "aneh" yakni dinyatakan menerima suap, namun pihak yang menyuap belum jelas, sedangkan sebagian kader yang lain dengan tertawa lebar masuk Istana.

"Sungguh sebuah anomali. Untung PDIP punya Mega yang memang pantas menyandang predikat anak Soekarno. Megawati Soekarnoputri," katanya.

Hasyim yang merupakan pasangan Megawati dalam Pemilu. Presiden dan Wakil Presiden 2004 itu menilai saat ini terkesan negara "dikapling-kapling" untuk kepentingan partai dan partai ternyata untuk keluarga.

"Dewasa ini kita rasakan adanya demokrasi berasa oligarki, Pemilu rasa industri, sistem presidensial rasa parlementer, hukum rasa kekuasaan nonkeadilan, pengembangan ekonomi rasa penghisapan dan sebagainya," tambahnya.

Pada bagian lain, Hasyim mengatakan, jika perombakan kabinet jadi dilaksanakan maka tidak lebih dari sekedar bagi-bagi kekuasaan.

"Reshuffle ini tidak bisa dikatakan untuk rakyat, hanya bagi-bagi fasilitas. Yang masuk baru pun tidak akan bisa berbuat apa-apa untuk rakyat karena sempitnya waktu dan telanjur karut marut," katanya.