Tak Larang Ahmadiyah, FPI Ancam Cabut Dukungan Penetapan Gubernur

Reporter

Editor

Minggu, 6 Maret 2011 15:05 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Front Pembela Islam (FPI) mengancam mencabut dukungan penetapan Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Ancaman itu jika Sultan tidak membuat peraturan soal pelarangan ajaran Ahmadiyah. Sebab, Yogyakarta merupakan kesultanan Islam yang istimewa.

"Jika Sultan tidak melarang Ahmadiyah di Yogyakarta, berarti ia adalah pelindung aliran sesat sekaligus membiarkan Islam dinodai. Sultan tidak berhak menjadi pemimpin Yogyakarta yang mayoritas rakyatnya muslim," kata Bambang Tedi, Ketua Tanfidziah Dewan Pimpinan Daerah FPI Daerah Istimewa Yogyakarta-Jawa Tengah, Minggu (6/3).

Ia menegaskan, pihaknya sangat menghormati perbedaan agama. Baik Kristen, Hindu, Buda, maupun agama lainnya. Namun menolak dengan tegas penodaan dan penistaan agama. Semua agama, kata dia, boleh hidup dan menyiarkan ajarannya, tetapi penodaan agama seperti yang dilakukan Ahmadiyah dan ajaran liberal tidak akan diberi tempat di Yogyakarta.

"Jika Sultan melarang Ahmadiyah seperti di propinsi lainnya, maka ia itu justru melindungi hak asasi manusia umat Islam," kata dia.

Ditambahkan oleh Herman, koordinator lapangan FPI, ajaran Ahmadiyah ada dua. Lahore dan Qadian. Keduanya tetap mengakui ada Nabi setelah Rasulullah Muhammad. Mereka juga percaya pada kitab setelah Al-quran. Meski Lahore tidak mengakui kenabian Mirza Ghulam Ahmad, namun tetap dianggap menodai Islam.

Namun, kedua alirah Ahmadiyah itu, kata Herman, dianggap sesat dan merupakan penistaan agama Islam. Untuk itu, kata dia, FPI akan akan membatasi gerak aktifitas Ahmadiyah. “Jika masih melanggar Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri, masjid Ahmadiyah akan kami disegel,” katanya.

Sebelumnya, Majelis Mujahidin juga memprotes sikap Sri Sultan Hamengku Buwono X, gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak akan mengeluarkan aturan pelarangan Ahmadiyah.


Muh Syaifullah

Berita terkait

Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran

6 Juni 2018

Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran

Penyerangan dan pengrusakan terhadap rumah jemaah Ahmadiyah di Grebek, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat terjadi pada 19 dan 20 Mei lalu.

Baca Selengkapnya

Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998

21 Mei 2018

Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998

Tindakan intoleran terhadap jemaah Ahmadiyah yang baru-baru ini terjadi adalah aksi penyerangan, perusakan, dan pengusiran di Lombok Timur, NTB.

Baca Selengkapnya

Ahmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok

21 Mei 2018

Ahmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok

Jamaah Ahmadiyah meminta langkah cepat Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi seperti pernyataannya di media sosial.

Baca Selengkapnya

Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang

21 Mei 2018

Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang

Massa merusak 24 rumah warga Ahmadiyah. Polisi mengevakuasi penduduk ke kantor Kepolisian Resor Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Setara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab

20 Mei 2018

Setara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab

Setara Institute mengecam persekusi yang menimpa komunitas Jamaah Ahmadiyah di Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Sekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB

20 Mei 2018

Sekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB

Sekelompok orang melakukan penyerangan, perusakan, dan pengusiran terhadap warga penganut Ahmadiyah di Desa Greneng, Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Jemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam

25 Juli 2017

Jemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam

Jemaah Ahmadiyah minta dalam kolom agama e-KTP ditulis Islam.

Baca Selengkapnya

Warga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP

24 Juli 2017

Warga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP

Jemaah Ahmadiyah di Kuningan meminta Ombudsman mendorong pemerintah daerah setempat untuk menerbitkan e-KTP bagi warga Manislor yang juga Ahmadiyah.

Baca Selengkapnya

Tjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong

24 Juli 2017

Tjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mendukung jemaah Ahmadiyah untuk tetap mendapatkan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP.

Baca Selengkapnya

Human Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan

14 Juni 2017

Human Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan

Sejak ada SKB tiga menteri, kata Andreas, semakin banyak masyarakat Indonesia yang intoleran.

Baca Selengkapnya