Jumlah Pekerja Anak di Indonesia Meningkat dan Mengkhawatirkan

Reporter

Editor

Senin, 17 November 2003 13:56 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Jumlah pekerja anak di Indonesia cenderung meningkat akibat keadaan ekonomi yang tidak stabil. Kondisi ini berbahaya bagi masa depan bangsa. Karena itu, pemerintah berencana membentuk komite aksi nasional penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk pada anak sebagai program pengurangan jumlah pekerja anak. “Kita lakukan ini sesuai dengan kerjasama antara pemerintah dan ILO (International Labour Organization –red) Maret lalu,” kata Sekretariat Jenderal Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Sekjen Depnakertrans) Djoko Sidik Pramono kepada TEMPO di Jakarta, Minggu (6/5).

Menurut Djoko, pembentukan komite ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Kepres) RI Nomor 12 Tahun 2001. Disebutkan dalam keputusan itu, praktek memperkerjakan anak pada berbagai jenis pekerjaan terburuk harus segera dihapuskan. “Ini seperti merampas hak anak yang seharusnya tumbuh dalam lingkungan sosial dengan wajar,” kata dia.

Djoko melihat kondisi seperti ini sangat membahayakan masa depan anak. Semua level di Indonesia sudah harus memikirkan ke arah sana. Bahkan ILO sudah memberikan teguran kepada pemerintah Indoensia untuk membenahi kondisi ini. “Wajib belajar pada anak, seharusnya dilaksanakan dengan benar. Sebab tahapan pekerja anak sekarang ini sudah sangat membahayakan,” jelas dia.

Djoko mengatakan, permasalahan pekerja anak yang terjadi di Indonesia tergolong tertinggi di Asia. Sementara di dunia, dari 250 juta seluruh penduduknya, di Asia dan Oseania tergolong besar karena mencapai 61 persen. Sedangkan di Afrika 31 persen, Amerika Latin 7 persen dan Eropa 1 persen.

Pekerja anak di Indonesia dalam kelompok umur 10-14 tahun, terlihat sekali peningkatannya pada tahun 1996 hingga 1999. Pada 1995, jumlahnya masih 1,644 juta anak. Ini saja sudah tergolong besar. Tahun 1996 jumlah itu berkembang menjadi 1,768 juta anak dan 1997 menjadi 1,802 juta anak. Memasuki era krisis tahun 1998, terkadi pembengkakan jumlah yang menembus angka 2,183 juta pekerja anak. “Ini cukup serius hingga sekarang,” kata Djoko.

Secara umum, disebutkan Djoko, ada beberapa macam bentuk pekerjaan yang dilakukan anak Indonesia. Seperti misalnya, penjualan dan perdagangan anak-anak, kerja ijon (debt bondage) atau perhambaan serta kerja paksa dan wajib kerja, termasuk pengerahan anak-anak secara paksa untuk dimanfaatkan dalam konflik bersenjata.

Advertising
Advertising

Dari data Depnakertrans, bisa dirincikan macam bentuk pekerja anak tersebut. Di antaranya perdagangan anak (child trafficking) yang banyak ditemukan di seluruh tanah air. Tetapi perdagangan yang paling menonjol terjadi di Batam, Bali, Sumatera Utara dan Jakarta.

Memperkerjakan anak pada jam kerja malam, juga banyak terjadi di Sumatera Utara. Berbahaya lagi, kecenderungan pekerja anak dalam konflik bersenjata di Aceh, Ambon, Kalimantan Barat dan Irian Barat dinilai besar. Kecenderungan yang tidak bermoral juga terlihat pada pemanfaaatan anak untuk pelacuran atau konsumsi pornografi. Ini banyak terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Batam, Bandung, Semarang dan Denpasar. Selain soal itu, di kota besar juga banyak terjadi anak-anak di bawah usia menjadi penjual asongan.

Kemudian pabrik dan pertambangan, ternyata juga sering menjadi lahan eksploitasi anak. Pekerja anak di pertambangan, banyak terjadi di Kalimantan Timur dan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Jawa, Sumatera dan Kalimantan Barat. Sedangkan pekerjaan di pabrik banyak pada industri tekstil, rotan, garmen, sepatu, rokok, industri kimia, obat nyamuk, batu bata. Pabrik-pabrik ini banyak terdapat di kota-kota besar seperti Bandung, Bogor, Tangerang, Bekasi, Cikarang, dan Jawa Tengah.

Bukan hanya itu saja, anak-anak banyak dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga juga. Ini hampir terjadi di seluruh Indonesia. Jenis pekerjaan ini, membutuhkan waktu kerja sangat panjang. Sehingga, anak-anak menjadi terisolasi dari keluarga dan lingkungan. Selain itu, juga beresiko mengalami kekerasan fisik dan seksual dari majikan.

Ada juga jenis pekerjaan anak sebagai penyelam mutiara di kepulauan Maluku, Sulawesi Selatan dan Tenggara, juga pulau-pulau kecil di bagian Timur Indonesia. Sementara anak-anak juga banyak bekerja menjadi pemecah batu dan bekerja di perkebunan. Lokasi terbanyak di Jawa Tengah Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Utara.

Semua pekerjaan-pekerjaan yang dijelaskan tersebut cukup berbahaya bagi anak. Kecerdasan, kebebasan dan kesehatan anak mudah terpengaruhi. Baik secara fisik maupun moral psikisnya. Seperti misalnya kekerasan fisik dan mental, penyakit menular seksual, pelecehan seksual maupun verbal. Disini, anak-anak bisa menjadi trauma, kehilangan rasa kemanusiaan, menjadi pemabuk, terancam keselamatannya dan reintegrasi mereka ke masyarakat menjadi sulit. (E Karel Dewanto)

Berita terkait

PTUN Gelar Sidang Gugatan PDIP terhadap KPU Secara Tertutup

4 menit lalu

PTUN Gelar Sidang Gugatan PDIP terhadap KPU Secara Tertutup

Tim Hukum PDIP juga akan mengikuti arahan dari Hakim PTUN mengenai berkas apa yang dibutuhkan.

Baca Selengkapnya

Jadwal Bola Malam Ini 2 Mei 2024: Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia, juga ada Liga Inggris, Liga Europa, Liga Conference

6 menit lalu

Jadwal Bola Malam Ini 2 Mei 2024: Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia, juga ada Liga Inggris, Liga Europa, Liga Conference

Jadwal bola pada Kamis malam hingga Jumat dinihari, 2-3 Mei 2024: Timnas U-23 di Piala Asia, juga ada Liga Inggris, Liga Europa, dan Liga Conference.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

6 menit lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

9 menit lalu

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

Untuk acara pernikahan atau wisuda, Anda dapat menyewa kebaya agar lebih hemat. Berikut ini rekomendasi tempat sewa kebaya di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

9 menit lalu

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

Aulia Ayub mengungkapkan kiatnya sebagai lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis UGM dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

11 menit lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Tata Negara Anggap Gugatan PDIP di PTUN Sulit Dieksekusi

12 menit lalu

Pakar Hukum Tata Negara Anggap Gugatan PDIP di PTUN Sulit Dieksekusi

Charles pesimistis hakim PTUN bakal mengabulkan petitum PDIP untuk menganulir pencalonan Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

23 menit lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

26 menit lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

26 menit lalu

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

Maarten Paes memiliki darah Indonesia dari sang nenek yang lahir di Pare, Kediri, Jawa Timur pada 20 Maret 1940.

Baca Selengkapnya