TEMPO Interaktif, Jakarta - Kapolri Jenderal Timur Pradopo menegaskan bahwa kasus bocornya rencana tuntutan dengan tersangka Jaksa Cirus Sinaga masuk dalam program 100 hari. "Ini program 100 hari," ujarnya di Mabes Polri, Jumat (31/12).
Ditemui usai memantau persiapan pengamanan tahun baru, Timur mengakui bahwa kasus ini perlu waktu panjang. "Perkara yang berkaitan dengan korupsi memang perlu proses dan itu bagian yang harus kami proses," ujarnya. Namun, hal itu tak akan menghalangi polri untuk menuntaskan perkara-perkara yang menjadi sorotan publik dalam waktu singkat.
Timur sendiri pernah berjanji akan menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi sorotan publik dalam waktu 100 hari masa kerjanya sebagai Kapolri. Hal ini disampaikan Timur saat diangkat menggantikan Jenderal Bambang Hendarso Danuri, akhir Oktober lalu.
Kasus Cirus Sinaga sendiri telah berjalan sejak 29 Oktober lalu. Ia dilaporkan tim pengawas jaksa agung dalam kasus bocornya rencana tuntutan Gayus Halomoan P. Tambunan 2009 silam. Diduga, dokumen ini bocor setelah Gayus memberikan uang sejumlah Rp 5 miliar kepada jaksa yang mengurus perkara korupsi dan pencucian uangnya. Cirus sendiri adalah ketua tim jaksa peneliti berkas Gayus dan juga anggota jaksa penuntut umum.
Gayus mengaku memberikan uang sejumlah itu melalui perantara mantan pengacaranya, Haposan Hutagalung. Menurut Gayus, dokumen renncana tuntutan itu diterimanya dari Haposan yang sebelumnya menerima faks dari Cirus Sinaga.
Sampai saat ini, Cirus sendiri belum pernah diperiksa terkait kasus ini. Polisi baru memeriksa sejumlah saksi dari Kejaksaan Agung dan Gayus.
Febriyan
