Golkar Yakin Tak Ada Reshuffle Kabinet

Reporter

Editor

Rabu, 29 Desember 2010 07:16 WIB

TEMPO/ Wahyu Setiawan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Partai Golkar yakin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak akan merombak Kabinet Indonesia Bersatu II meski tidak nyaman dengan koalisi partai-partai pendukung pemerintah. “Naif kalau mengartikan ucapan Presiden itu berarti akan reshuffle,” kata Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham saat dihubungi kemarin.

Ia pun percaya ketidaknyamanan Presiden akan koalisi itu bukan berarti ancaman bagi posisi Golkar di kabinet. Kalau partai itu membuat tak nyaman, tentu Presiden akan menyampaikannya secara langsung. “Pak Ical (Aburizal Bakrie, Ketua Umum Golkar) dan Pak SBY kan tak bisa dipisahkan.”

Menurut dia, perombakan kabinet adalah hak prerogatif Presiden. Tapi hubungan Presiden dan Partai Demokrat dengan Golkar biasa saja. Bahkan Golkar ingin hubungan dengan Presiden harmonis dan produktif.

Staf Khusus Presiden Bidang Politik, Daniel Sparingga, dua hari lalu menyatakan, Presiden merasa tak nyaman dengan kondisi koalisi partai-partai pemerintah. “Presiden kecewa melihat kondisi ini,” kata Daniel. Ia menjelaskan, Presiden ingin koalisi menjadi solusi bagi segala permasalahan. Tapi keputusan di Sekretariat sering tak sinkron dengan kondisi di lapangan.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit, berpendapat Presiden Yudhoyono memperingatkan akan merombak kabinet. “Dia memperingatkan, 'Awas ya, kalau berani macam-macam, saya bisa reshufflel,” katanya kemarin. Arbi juga menilai Presiden sedang menunjukkan kekuasaannya dalam Sekretariat Gabungan, yang berisi enam partai pendukung pemerintah. Presiden juga sekaligus memperingatkan pemimpin partai koalisi agar konsisten dengan keputusan yang dihasilkan di Sekretariat.

Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional, Taufik Kurniawan, memahami ketidaknyamanan Presiden terhadap koalisi. Sebagai ketua koalisi, sudah tepat jika Presiden meluruskan sesuatu yang melenceng. “Tapi seyogianya disampaikan di internal dulu,” katanya kemarin.

PAN melihat komunikasi di Sekretariat sudah tertib. Para anggota koalisi dan Presiden Yudhoyono juga sepakat, mereka tak harus selalu satu suara tentang segala hal. Namun jangan masalah internal diumbar ke publik.

Kritik terhadap Sekretariat pertama muncul dari Partai Persatuan Pembangunan, lalu disokong oleh Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Keadilan Sejahtera. Komunikasi di Sekretariat dinilai tak efektif. Demokrat asyik berkomunikasi dengan Partai Golkar. Sejumlah kesepakatan juga tak dilaksanakan di DPR. PKS mengusulkan agar partai-partai tengah keluar, lalu bergabung dengan oposisi, PDI Perjuangan.

Partai Demokrat ingin polemik soal Sekretariat dihentikan. "Jika ada yang merasa dirugikan, diselesaikan secara internal," kata Wakil Sekretaris Jenderal Saan Mustofa.

Menurut politikus senior PDI Perjuangan, Taufiq Kiemas, Sekretariat tak diperlukan di alam Demokrasi Pancasila karena membelah Indonesia menjadi ada kawan dan lawan. "Jika mau maju, harus bersama," ujarnya di gedung DPR kemarin.

ISMA SAVITRI | SANDY INDRA PRATAMA | JOBPIE S

Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

4 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

15 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

23 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

24 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

24 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

25 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

28 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

34 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

34 hari lalu

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

Prabowo meminta maaf karena belum sempat mendatangi semua kader-kader Golkar di daerah dalam tahapan kampanye pemilu.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

40 hari lalu

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

Partai Golkar dan kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck

Baca Selengkapnya