TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Presiden Boediono mengakui bahwa penegakan hak asasi masih perlu terus didorong dan ditumbuhkan di Indonesia. "Masalahnya sekarang kita masih bekerja untuk tegakkan HAM di tanah air. Ini bukan hanya kita, tapi negara-negara maju juga penegakan HAM-nya belum seperti yang diharapkan, karena ada beberapa isu yang mendasar," ujarnya dalam pidato peringatan Hari HAM sedunia, di kantor wakil presiden, Jakarta, Jumat (10/12).
Soal perangkat pendukungnya, menurut Boediono, di atas kertas sudah tak ada masalah. Aturan, baik berupa undang-undang atau komisi-komisi untuk mendorong terus upaya penegakan HAM, sudah terbentuk dan telah bekerja sebagaimana mestinya.
Namun, kata Boediono, pemerintah masih harus terus bekerja keras untuk menerapkannya. Salah satunya dengan cara menumbuhkan pelaksanaan HAM ini dalam kehidupan sehari-hari. "Kembali kepada manusia-manusianya, mungkin beliau pejabat, pimpinan perusahaan, parpol dan lain-lain. Pelaksanaan HAM harus dilakukan dari hukum kita sehari-hari, sikap kita kepada tetangga, anak buah dan siapapun yang punya HAM," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga harus mengupayakan pembangunan kesejahteraan rakyatnya. "Jadi, pembangunan merupakan bagian dasar dalam pelaksanaan HAM. Yang saya maksud kesejahteraan pendidikan, kesehatan, income, hak gizi dan ini demi tercapainya pelaksanaan HAM agar tercapai pembangunan kita," kata bekas Gubernur Bank Indonesia ini.
MUNAWWAROH
