BDF III Didesak Libatkan Masyarakat Sipil

Reporter

Editor

Jumat, 10 Desember 2010 16:07 WIB

Forum Demokrasi Bali di Nusa Dua. AP/Firdia Lisnawati
TEMPO Interaktif, Jakarta - Bali Democracy Forum (BDF) yang sudah berlangsung ketiga kalinya didesak untuk melibatkan kalangan masyarakat sipil. Bila tidak, pembicaraan demokrasi cenderung hanya akan menjadi sarana untuk mempromosikan kepentingan pemerintah dan melupakan masalah-masalah riil dalam proses demokratisasi.

Desakan itu disampaikan perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dari 11 negara Asia, Jum’at (10/12) yang bertemu di Nusa Dua Bali. Sebelumnya, pada 8-9 Desember, LSM dari berbagai negara ini bertemu dalam kegiatan yang digagas oleh Asian Forum for Human Right and Development (Forum Asia) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Pertemuan ini pararel dengan BDF III.

“BDF adalah satu-satunya forum internasional yang membicarakan demokrasi tanpa melibatkan masyarakat sipil,” kata Adviser Forum Asia Anselmo Lee. Menurut Aktivis dari Korea itu, hal itu merupakan pengingkaran terhadap konsep dasar demokrasi yang mestinya melibatkan semua pihak yang berperan dalam demokratisasi.

Direktur Eksekutif Forum Asia Yap Swee Seng menyebut, dominasi pihak pemerintah dalam forum itu telah membuat demokrasi seolah-olah tidak terkait dengan masalah yang lain. Padahal, dalam pandangan masyarakat sipil, demokrasi selalu terkait dengan penegakan hak asasi manusi (HAM). Demokrasi, tegas dia, tidak akan dapat hidup tanpa HAM. Begitu sebaliknya.

Karena itulah, kata Yap, pelanggaran HAM yang terjadi Burma mestinya menjadi agenda pembicaraan di dalam BDF. Apalagi bila dikaitkan dengan masalah stabilitas politik yang menjadi tema dalam BDF III. “Situasi Burma merupakan tantangan terhadap perdamaian dan stabilitas kawasan ASEAN,“ tegas pria asal Malaysia itu.

Rofiqi Hasan dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar menyatakan, BDF memang telah berhasil mengangkat citra Indonesia sebagai negara yang demokratis. Namun, hal itu menutupi kenyataan adanya problem demokratisasi di Indonesia.

Ia menyebut adanya serangan terhadap kelompok minoritas yang terlihat pada upaya pembubaran kelompok Jamaah Ahmadiyah dan kecenderungan politik uang dalam proses pemilihan umum. “Seharusnya, dialog diarahkan untuk berbagi pengalaman dalam menangani masalah-masalah seperti itu,” tegasnya.

WAYAN AGUS PURNOMO

Berita terkait

Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global

28 hari lalu

Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global

Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

30 November 2023

Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

Hadiri Peringatan 50 Tahun Hubungan Diplomatik Korea-Indonesia, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand

27 November 2023

Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand

Bertemu Duta Besar RI untuk Thailand, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia - Thailand

Baca Selengkapnya

Mendag Bahas Peningkatan Hubungan Ekonomi Bilateral Indonesia - Inggris

10 Maret 2023

Mendag Bahas Peningkatan Hubungan Ekonomi Bilateral Indonesia - Inggris

Indonesia dan Inggris telah memiliki forum Joint Economic and Trade Committee (JETCO)

Baca Selengkapnya

Jokowi Targetkan Nilai Perdagangan dengan Vietnam Capai US$ 15 Miliar

22 Desember 2022

Jokowi Targetkan Nilai Perdagangan dengan Vietnam Capai US$ 15 Miliar

Jokowi menyebut dalam pertemuan hari ini, dirinya telah menandatangani tiga MoU atau nota kesepahaman tentang kerja sama.

Baca Selengkapnya

PM Australia Tawarkan Bantuan Iklim ke Jokowi untuk Pererat Kerja Sama

6 Juni 2022

PM Australia Tawarkan Bantuan Iklim ke Jokowi untuk Pererat Kerja Sama

Kunjungan Anthony Albanese ke Indonesia menjadi pertemuan bilateral pertama bagi pemerintahan Australia yang baru.

Baca Selengkapnya

Bertemu Menlu Prancis, Jokowi Sampaikan 5 Pesan soal Hubungan Kedua Negara

24 November 2021

Bertemu Menlu Prancis, Jokowi Sampaikan 5 Pesan soal Hubungan Kedua Negara

Jokowi menyampaikan terima kasih atas dukungan vaksin Prancis ke Indonesia yang jumlah totalnya akan mencapai 4,8 juta dosis.

Baca Selengkapnya

Insiden Diplomat Nigeria, Kemenlu: Semoga Hubungan Bilatera Tetap Baik

11 Agustus 2021

Insiden Diplomat Nigeria, Kemenlu: Semoga Hubungan Bilatera Tetap Baik

Kementerian Luar Negeri menegaskan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Nigeria telah berjalan baik.

Baca Selengkapnya

Semester 1 2021, AstraZeneca Raup USD 1,2 Miliar dari Penjualan Vaksin Covid-19

29 Juli 2021

Semester 1 2021, AstraZeneca Raup USD 1,2 Miliar dari Penjualan Vaksin Covid-19

Perusahaan farmasi multinasional AstraZeneca meraup pendapatan US$ 1,2 miliar dari penjualan vaksin Covid-19 sepanjang semester pertama 2021.

Baca Selengkapnya

Indonesia Usul Tingkatkan Kerja Sama Ketenagakerjaan dengan Singapura

22 Juni 2021

Indonesia Usul Tingkatkan Kerja Sama Ketenagakerjaan dengan Singapura

Peningkatan kerja sama tersebut antara lain meliputi permintaan bantuan tenaga ahli Singapura untuk pengembangan Innovation Center dan Talent Hub Kemnaker.

Baca Selengkapnya