Kontras Tagih Janji Presiden Tuntaskan Soal Munir dan Penculikan Aktivis

Reporter

Editor

Senin, 6 Desember 2010 08:35 WIB

Sejumlah aktivis melakukan aksi di Gedung Grahadi Surabaya (26/1) Mereka menuntut pemerintah mengusut tuntas korban penculikan dan penghilangan paksa aktivis 98. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang kemarin bertolak ke Bali untuk menghadiri Bali Democracy Forum, kembali diingatkan untuk menuntaskan pengusutan pembunuhan Munir Said Thalib dan penculikan sejumlah aktivis. Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), ahad 5 Desember 2010 kemarin menagih janji Presiden Yudhoyono soal penuntasan kasus pembunuhan aktivis hak asasi Munir.

"Pada 2004, SBY berjanji bahwa kasus Munir akan dituntaskan," kata Ali Nursahid, Koordinator Divisi Kampanye Kontras, saat melakukan aksi simpatik di depan Istana Negara, Jakarta, kemarin. "Tapi, sampai saat ini, SBY belum melakukan upaya yang progresif untuk mengungkap dalangnya," kata dia.

Kontras menganggap pengusutan kematian Munir merupakan ujian bagi pemerintah Yudhoyono. Kontras baru menganggap Yudhoyono lulus ujian bila otak di balik pembunuhan Munir terungkap.

Setelah enam tahun berlalu, Kontras kini kecewa atas proses hukum kasus Munir. Memang sudah ada pengadilan terhadap Pollycarpus, Indra Setiawan, dan Muchdi Pr. Tapi, "Tetapi lagi-lagi dalangnya juga bebas," ujar Ali.

Munir dibunuh saat dalam penerbangan dari Jakarta ke Belanda untuk melanjutkan studi pada 2004. Munir meninggal setelah pesawat Garuda yang ditumpanginya transit di Bandara Changi, Singapura. Di dalam tubuh pendiri Kontras itu ditemukan racun arsenik dalam jumlah berlebih.

Dalam aksi simpatik kemarin, Kontras juga kembali mendesak Presiden untuk mengusut tuntas penghilangan paksa 13 aktivis pada 1997-1998.

Ketika itu, sebanyak 13 aktivis dinyatakan hilang dan sampai sekarang tidak jelas keberadaan dan nasib mereka. “Mereka diculik. Waktu itu, mereka getol meneriakkan demokrasi di Indonesia," kata Ali.

Aksi damai Kontras kemarin dalam rangka menyambut hari lahirnya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ke-62 pada 10 Desember nanti. Dalam aksinya, selain menggelar spanduk-spanduk, Kontras menggelar surat berukuran 15 x 10 meter. Surat itu berisi rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat periode 2004-2009 yang memerintahkan Presiden Yudhoyono segera mencari 13 aktivis yang dinyatakan hilang.

Kontras juga kembali mendesak Presiden untuk menuntaskan kasus pelanggaran hak asasi lainnya, membentuk pengadilan HAM ad hoc untuk sejumlah pelanggaran berat hak asasi, dan memulihkan hak-hak keluarga para korban.

Didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono, Presiden bertolak dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, pukul 09.00 WIB kemarin, menuju Bali. Selama enam hari, Presiden akan menghadiri serangkaian acara, antara lain Bali Democracy Forum ketiga, 8-10 Desember 2010, yang dihadiri perwakilan 36 negara dan 28 negara peninjau. Di sela acara itu, Presiden juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara, seperti Australia, Jepang, Malaysia, dan Thailand.

MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

43 hari lalu

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

Suciwati mengatakan Komnas HAM hanya memeriksa 3 saksi dalam waktu satu tahun tiga bulan dalam penyelidikan kembali kematian Munir.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Jokowi Usut Kasus Pembunuhan Munir Malah Dokumen TPF Hilang, Suciwati: Presiden Joko Widodo Pembohong

13 Oktober 2023

7 Tahun Jokowi Usut Kasus Pembunuhan Munir Malah Dokumen TPF Hilang, Suciwati: Presiden Joko Widodo Pembohong

Hari ini, 13 Oktober, 7 tahun lalu Presiden Jokowi minta Jaksa Agung usut kasus pembunuhan Munir. Malah dokumen TPF Munir hilang. Begini kata Suciwati

Baca Selengkapnya

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

16 Januari 2023

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

Selain salah satu ikon Jawa Timur, Jembatan Suramadu juga menyambungkan hidup antara dua pulau. Simak sejarah singkat berdirinya jembatan tersebut.

Baca Selengkapnya

KASUM Masih Mendiskusikan Nama untuk Diajukan ke Tim Ad hoc Kasus Munir

24 Desember 2022

KASUM Masih Mendiskusikan Nama untuk Diajukan ke Tim Ad hoc Kasus Munir

Komite Aksi Untuk Munir (KASUM) masih mendiskusikan nama untuk diajukan ke tim ad hoc Komnas HAM menyelidiki kasus Munir.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM akan Bentuk Tim Adhoc Penyelidikan Kasus Munir

23 Desember 2022

Komnas HAM akan Bentuk Tim Adhoc Penyelidikan Kasus Munir

Tim adhoc penyelidikan kasus Munir akan diumumkan pada 10 Januari 2023.

Baca Selengkapnya

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

11 Oktober 2022

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

SBY mengungkapkan dengan melukis dapat mendatangkan kedamaian dalam hatinya sekaligus berharap dapat mengobati rasa rindu.

Baca Selengkapnya

Resensi Buku Mencintai Munir: Pesan untuk Melawan Lupa dan Mencintai Munir

10 Oktober 2022

Resensi Buku Mencintai Munir: Pesan untuk Melawan Lupa dan Mencintai Munir

Istri akvitis hak asasi manusia (HAM) Munir, Suciwati, merilis buku berjudul "Mencintai Munir".

Baca Selengkapnya

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

22 September 2022

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?

Baca Selengkapnya

18 Tahun Munir Diracun: Misteri Kematian Ongen Latuihamallo Saksi Kunci Pembunuhan Munir

16 September 2022

18 Tahun Munir Diracun: Misteri Kematian Ongen Latuihamallo Saksi Kunci Pembunuhan Munir

Teka-teki kematian Munir telah 18 tahun. Ongen Latuihamallo saksi kunci pembunuhan aktivis HAM itu, ditemukan tewas saat menyetir mobil.

Baca Selengkapnya

18 Tahun Munir Dibunuh, Begini Profil Aktivis HAM Pendiri KontraS dan Imparsial Itu

8 September 2022

18 Tahun Munir Dibunuh, Begini Profil Aktivis HAM Pendiri KontraS dan Imparsial Itu

Munir aktivis HAM dibunuh dengan racun arsenik saat perjalanannya ke Belanda 7 September 2004. Kini sudah 18 tahun lamanya, dalang tak juga ditemukan

Baca Selengkapnya