SOP Penanganan Bencana Dinilai Belum Terintegrasi

Reporter

Editor

Senin, 29 November 2010 15:42 WIB

TEMPO Interaktif, Denpasar - Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan bencana di Indonesia dinilai masih belum terintegrasi. Masing-masing instansi memiliki rencana tanggap darurat tetapi basis data yang digunakan berbeda-beda dan masih banyak kegiatan tumpang tindih.

“Soal korban misalnya, semua instansi melakukan penghitungan untuk kepentingan yang berbeda-beda,” ujar Prof.Dr. Sudibyakto dari Research Center for Disaster Universitas Gajah Mada, Senin (29/11).

Dia mencontohkan, Dinas Sosial akan menghitung korban untuk kepentingan biaya hidup korban, Palang Merah Indonesia untuk menyiapkan bahan pertolongan dan lain-lain.

Dalam situasi itu, sebagian besar kegiatan masyarakat juga tanpa pengarahan. “Akibatnya profesor dan tukang becak sama-sama melakukan pengumpulan nasi bungkus, “ ujar anggota pengarah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam Media Gathering “Penataan Ruang sebagai Instrumen Mitigasi Bencana”. Hal itu juga terlihat dari ketidakjelasan penggunaan dana-dana yang dikumpulkan berbagai pihak pasca bencana.

Menurut Sudibyakto, harus ada desain besar untuk penanganan bencana di mana terdapat kepemimpinan yang jelas. Kepemimpinan itu bisa diperankan oleh BNPB, Kepala Daerah, atau disesuaikan dengan jenis bencana. Masalah kebakaran misalnya, akan dipimpin oleh Dinas Kehutanan, banjir oleh Dinas Pekerjaan Umum.

Sementara itu mengenai pemanfaatan Tata Ruang sebagai mitigasi bencana, dia menegaskan, perlunya pemerintah daerah membuat pemetaan detail mengenai resiko bahaya bencana. Peta yang mencakup pola evakuasi bencana itu kemudian harus disosialisasikan dan menjadi panduan dalam pembangunan tata ruang. “Bahkan sampai pola bangunan yang ramah gempa,” ujarnya.

Terkait dengan masalah itu, Kepala Subdit Pembinaan Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Harjono Dwijowinarto menyebutkan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana disebutkan bahwa pemerintah dapat menetapkan daerah rawan bencana menjadi daerah terlarang untuk pemukiman. Ketentuan itu sudah diterapkan di daerah Wasior setelah terjadinya bencana. “Itulah wujud mitigasi melalui tata ruang,” ujarnya.

ROFIQI HASAN

Berita terkait

Evaluasi Korban Bencana Banjir Bandang Gorontalo Terkendala Arus Deras dan Gelapnya Malam

28 hari lalu

Evaluasi Korban Bencana Banjir Bandang Gorontalo Terkendala Arus Deras dan Gelapnya Malam

Tim Tagana Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, kesulitan melakukan evakuasi korban bencana banjir yang menerjang enam desa tadi malam.

Baca Selengkapnya

UAV Cina Dikerahkan dalam Penyelamatan Korban Gempa Gansu

20 Desember 2023

UAV Cina Dikerahkan dalam Penyelamatan Korban Gempa Gansu

UAV Wing Loong-2H yang dikembangkan secara independen oleh Cina, dikerahkan untuk mendukung pekerjaan penyelamatan darurat pasca-gempa bumi di Gansu

Baca Selengkapnya

Bangunan Evakuasi Korban Bencana di Sumbar Terbengkalai

27 April 2023

Bangunan Evakuasi Korban Bencana di Sumbar Terbengkalai

Tempat evakuasi korban bencana sementara di Padang, Sumbar, rusak. Di Kepulauan Mentawai, warga kelimpungan mencari tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Jasad Sopir Ojek Online yang 3 Hari Tertimpa Bangunan di Cianjur Berhasil Dievakuasi

23 November 2022

Jasad Sopir Ojek Online yang 3 Hari Tertimpa Bangunan di Cianjur Berhasil Dievakuasi

Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Cianjur Atep Hermawan Permana menjelaskan jasad korban dikeluarkan dari lubang beton dan langsung dibawa ke RSUD Sayang.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ton Bantuan Logistik Dikirim ke Mamuju Lewat Jalur Laut

16 Januari 2021

Ratusan Ton Bantuan Logistik Dikirim ke Mamuju Lewat Jalur Laut

TNI AL telah mengirim ratusan ton bantuan logistik ke Mamuju, Sulawesi Barat menggunakan Kapal Perang KRI Teluk Ende - 517.

Baca Selengkapnya

Cerita Evakuasi Korban Banjir Bekasi, Tanpa Bantuan 36 Jam

3 Januari 2020

Cerita Evakuasi Korban Banjir Bekasi, Tanpa Bantuan 36 Jam

Korban Banjir di Jalan Juanda, Margahayu, Kota Bekasi tak mendapat bantuan 36 jam. Bertahan di tengah banjir yang mengepung kediaman mereka.

Baca Selengkapnya

Tim Evakuasi Siapkan Anjing Pelacak Cari Korban Tsunami Banten

24 Desember 2018

Tim Evakuasi Siapkan Anjing Pelacak Cari Korban Tsunami Banten

Tim evakuasi menerima informasi bahwa masih banyak korban tsunami Banten yang belum ditemukan.

Baca Selengkapnya

Cerita Sopir Eskavator Saat Evakuasi Jenazah Korban Gempa Palu

12 Oktober 2018

Cerita Sopir Eskavator Saat Evakuasi Jenazah Korban Gempa Palu

Sarmin sudah datang ke Palu sejak H+4 gempa Palu untuk membantu proses evakuasi korban gempa dan membuka jalur evakuasi.

Baca Selengkapnya

Hujan Iringi Proses Evakuasi Hari Terakhir Korban Hilang di Palu

11 Oktober 2018

Hujan Iringi Proses Evakuasi Hari Terakhir Korban Hilang di Palu

Proses evakuasi korban gempa Palu akan dihentikan sore ini seiring dengan berakhirnya masa tanggap darurat bencana.

Baca Selengkapnya

Harapan Keluarga Korban di Hari Terakhir Tanggap Darurat Palu

11 Oktober 2018

Harapan Keluarga Korban di Hari Terakhir Tanggap Darurat Palu

Evakuasi korban gempa Palu direncanakan dihentikan sore ini seiring berakhirnya masa tanggap darurat bencana.

Baca Selengkapnya