Wantimpres Susun Rekomendasi Soal Ahmadiyah

Reporter

Editor

Kamis, 23 September 2010 19:29 WIB

Sejumlah Jemaah Ahmadiyah melaksanakan Sholat Id 1429 H di Masjid Al-Kautsar, Pontianak, Kalbar, Rabu (1/10). Hingga kini Jemaah Ahmadiyah Indonesia di Kalbar berjumlah 500 orang dan tetap melakukan Sholat Id dan aktivitas seperti biasa. FOTO ANTARA/
TEMPO Interaktif, Bandung - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang Hubungan Antar Agama KH Ma’ruf Amin mengatakan tengah menyiapkan rekomendasi kepada presiden mengenai nasib jemaah Ahmadiyah. “Kita akan lihat apakah (mereka) melanggar Surat Keputusan Bersama, seberapa besar pelanggaran itu, nanti kita rekomendasikan setelah menelaah laporan-laporannya,” katanya di Bandung, Kamis (23/9).

Ma'ruf Amin mengatakan, informasi yang diterima soal Ahmadiyah, baru sebatas pemberitaan di berbagai media masa. Pemberitaan itu, lanjutnya, tidak bisa menjadi ukuran terjadi tidaknya pelanggaran dan ketidakpatuhan jemaah Ahmadiyah pada pelaksanaan Surat Keputusan Bersama Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, dan Kejaksaan.

Ma’ruf mengatakan rekomendasi itu disusun sebagai bagian dari evaluasi terjadinya konflik yang masih terjadi berkaitan dengan penolakan terhadap jemaah Ahmadiyah. Rekomendasi itu masih menunggu pengumpulan bahan dari laporan kepala daerah, Majelis Ulama Indonesia, serta masyarakat. “Gak lama lah (selesainya), kalau kita sudah baca, kita paham (persoalannya) akan kita keluarkan rekomendasi itu,” katanya.

Evaluasi yang akan dilakuakan berkisar soal kepatuhan terhadap isi Surat Keputusan Bersama yang menghentikan kegiatan jemaah Ahmadiyah. Evaluasi itu juga akan mengkaji usulan antara membubarkannya atau menjadikannya sebagai kelompok non-muslim. “Itu akan kita lihat nanti, kita kaji,” kata Ma’ruf.

Dalam pertemuan di Gedung Sate sebagai bagian dari kunjungan kerjanya ke Jawa Barat, Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat KH Hafidz Utsman menyampaikan usul agar pemerintah mengambil sikap soal Ahmadiyah. Salah satu yang direkomendasikannya adalah tidak memasukkan Ahmadiyah sebagai bagian dari Islam. “Seperti di daerah asalnya, Ahmadiyah ya Ahmadiyah, Islam ya Islam,” katanya.

Kepala Polda Jawa Barat Inspektur Jenderal Sutarman mengatakan, konflik yang terjadi berkaitan dengan Ahmadiyah, seperti konflik yang berakaitan dengan isu agama lainnya, disebabkan ketidaktegasan aturan yang ada. Soal Ahmadiyah dicontohkannya, pemerintah lewat Surat Keputusan Bersama tidak tegas melarang, sementara MUI menuding aliran itu sesat.

Ketidak tegasan ini membuat polisi sulit mengambil sikap jika terjadi bentrokan. Dia meminta, perlu ada ketegasan dari pemerintah soal ini. ”Kita perlu sinkronkan aturan negara dengan yang diihat kelompok-kelompok itu,” kata Sutarman.

Menurutnya, di luar kasus itu, banyak konflik berkaitan dengan agama terjadi karena ketidakpatuhan terhadap aturan yang sudah ada. Dia mengkritik, pemerintah kerap berangapan jika aturan sudah tertuang dalam lembaran negara, masyarakat dianggap sudah tahu.

Dalam pertemuan itu, Ma’ruf mengatakan, Jawa Barat sebagai daerah yang paling menonjol dibandingkan daerah lain soal konflik yang berkaitan dengan hubungan antar agama. Dia mengutip catatan jumlah konflik yang mencuat per tahun 2008, dari 28 kasus yang terjadi saat itu, 7 di antaranya terjadi di Jawa Barat. ”Umumnya karena tempat ibadah,” katanya.

Menurut Ma’ruf, mayoritas kasus yang terjadi dipicu oleh tidak dipatuhinya aturan main yang ada berkaitan dengan hubungan antar umat beragama. ”Peraturan yang tidak dipatuhi, sehingga terjadi konflik,” katanya. Kasus jemaah HKBP di Kota Bekasi salah satu contohnya.

Dia berharap, untuk meredam konflik semacam itu, pemerintah perlu mensosialisasikan lagi aturan main yang ada. Setiap kelompok agama dimintanya menjaga cara-cara penyebaran agamanya.

Dalam dialog itu, semua perwakilan agama yang ada menyampaikan persoalan yang dihadapinya. Mulai dari keberadaan aliran salah satu agama yang dianggap sesat, sulitnya mendirikan rumah ibadah, hingga soal pendidikan.

Nyoman Kondra, perwakilan Parisadha Jawa Barat misalnya mengeluhkan soal penolakan sekolah untuk mempekerjakan guru agama Hindu di salah satu SMP di Kota Bandung. ”Ada guru yang sudah memegang SK dan dirujuk untuk mengajar di satu sekolah tertentu, oleh sekolah itu ditolak,” katanya.

Ketua Pengurus Agama Konghucu Jawa Barat Sukoco Bambang mengeluhkan sulitnya mencantumkan agamanya dalam kartu identitas penduduk. ”Masih banyak umat kita yang harus pesan kavling ke tempat lain, paling banyak pesan kavling agama Kristen, kedua ada yang meminjam kavling agama Budha, ada juga, walaupun kecil pinjam kavlingnya Pak Hafidz (Ketua MUI Jawa Barat),” katanya.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

30 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

46 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.

Baca Selengkapnya

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

28 Oktober 2022

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

Aprilia Inka Prasasti terpilih sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya