Demokrat: Kita Tidak Menghendaki Perang, kecuali Sangat Terpaksa
Senin, 16 Agustus 2010 10:16 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Partai Demokrat menilai perang dengan Malaysia bukan pilihan dalam menghadapi insiden penembakan kapal patroli Departemen Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau dan menahan tiga petugasnya. Menurut Demokrat yang perlu dilakukan pemerintah adalah menyampaikan nota protes diplomatik pada negeri jiran itu.
“Saya kira kita tidak menghendaki perang, kecuali sangat terpaksa, dan saya kira itu (perang) jauh dari pikiran kita,” kata Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Senin (16/8), di gedung DPR, Jakarta.
Menurut Anas, meski tidak menghendaki perang, tapi pemerintah penting untuk menegaskan kehormatan Republik. Karena itu, kata Anas, pemerintah perlu menyampaikan nota protes keras ke Malaysia.
Nota protes keras ini dilakukan, lanjut Anas, karena dalam banyak hal yang sensitif, Malaysia menunjukan kurang menghormati dan menghargai Indonesia. “Nota protes keras itu mudah-mudahan bisa jadi pelajaran untuk saling menghormati atas dasar kedaulatan masing-masing negara. Jangan sampai Malaysia menilai remeh dan enteng kedaulatan Indonesia,” ujarnya.
Tiga pegawai negeri sipil dari Departemen Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau ditangkap Polisi Diraja Malaysia Jumat (13/8) malam lalu, di Tanjung Berakit, Bintan. Penangkapan terjadi setelah ketiganya mengejar dan berupaya menangkap nelayan Malaysia yang masuk ke wilayah perairan Tanjung Berakit secara ilegal untuk mencari ikan.
Amirullah
