Presiden Diminta Perhatikan Pelanggaran Beragama  

Reporter

Editor

Senin, 26 Juli 2010 13:50 WIB

ANTARA/Pandu Dewantara
TEMPO Interaktif, Jakarta -SETARA Institute for Democracy and Peace meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperhatikan masalah pelanggaran kebebasan beragama. "SBY tidak pernah memberi respons," kata Wakil Ketua Badan Pengurus Setara Bonar Tigor Naipospos di kantornya, Senin (26/7).

Bonar membandingkan respons Presiden pada masalah toleransi beragama dengan masalah video porno artis. "Presiden bilang malu karena masalah pornografi sudah sampai ke luar negeri. Masalah pelanggaran kebebasan beragama juga sudah sampai luar negeri tapi tidak pernah dikomentari," ujar Bonar.

Oleh SETARA, Presiden diharapkan melakukan evaluasi terhadap Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemelihara Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat. "Peraturan Bersama ini disalahgunakan dan dijadikan alat untuk membatasi ibadah," ujar Bonar.

Dalam Peraturan Bersama Menteri tersebut, pendirian rumah ibadah harus melalui sejumlah persyaratan. Syarat dasar adalah memiliki hak atas tanah dan Izin Mendirikan Bangunan. Syarat khusus yaitu paling sedikit memiliki 90 orang umat, didukung oleh 60 orang warga sekitar, serta memiliki izin tertulis dari Forum Kerukunan Umat Beragama, kantor Kementerian Agama, dan Pemerintah Daerah.

Menurut SETARA, peraturan tersebut justru menyulitkan masyarakat dalam mendirikan rumah ibadah. Dikemukakan dalam laporan tematik SETARA, persyaratan mendirikan rumah ibadah tersebut sering dijadikan alasan kelompok masyarakat untuk melakukan pelanggaran kebebasan beragama.

"Kami menghitung ada 28 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama tahun ini hingga Juli," kata Bonar. Angka ini meningkat dari 18 tindakan tahun lalu dan 17 tindakan tahun 2008. Dari 28 peristiwa, bentuk pelanggaran terbanyak berupa penolakan pendirian dan penyegelan rumah ibadah. "Gereja ini rumah ibadah. Bagaimana mau beribadah kalau rumah ibadahnya tidak ada," ujar Bonar.

Walaupun semua kasus dalam laporan tematik SETARA merupakan kasus gangguan terhadap gereja, namun lembaga ini tidak menilai pelanggaran kebebasan beragama bukan hanya terjadi kepada umat Kristiani. "Masalah intoleransi ini laten, terlepas dari apapun agamanya," kata Bonar. Ia menambahkan pihaknya juga menerima laporan kasus gangguan pendirian mesjid di Bali, gangguan renovasi pura Hindu di Nusa Tenggara Barat, dan penutupan wihara di Riau.

PUTI NOVIYANDA

Berita terkait

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

1 hari lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

34 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

51 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.

Baca Selengkapnya

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya