ICMI Minta MPR Cabut Mandat ke Gus Dur

Reporter

Editor

Rabu, 29 Oktober 2003 11:11 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) meminta MPR untuk segera menuntaskan kepemimpinan nasional Presiden KH Abdurahman Wahid yang tidak becus. Ini dikarenakan kondisi ekonomi nasional belum bisa pulih meskipun sudah dilakukan upaya pada zaman BJ Habibi. Karena itu, ICMI menyerahkan masalahnya kepada para wakil rakyat untuk mengambil keputusan yang terbaik buat bangsa kita.

Ketua Umum ICM Adi Sasono menegaskannya kepada wartawan disela acara mudzakarah Orwil ICMI NTB yang berlangsung di ponpes Nurul Haramain Narmada Kabupaten Lombok Barat, Rabu (7/3) siang tadi.

Menurutnya, kalau dibanding pada masa akhir jabatan presiden BJ Habibi, maka nilai rupiah sudah merosot kembali 40 persen dari kurs terakhir Rp6.300. Kalau impor beras yang lalu sudah ditekan dari 5,2 juta ton menjadi 0,2 juta. Sekarang terjadi impor beras menjadi 2,5 juta ton. Dulu juga pernah berhasil menekan kemiskinan absolut dari 39,1 persen menjadi dibawah 20 persen. Sekarang kemiskinan meningkat lagi karena bertambahnya jumlah penganguran.

Ia mengatakan perlunya MPR segera bersidang melihat adanya ancaman disintegrasi bangsa yang lebih parah yang menimbulkan korban kemanusiaan. Lebih dari 9.000 orang korban selama setahun terakhir ini. Padahal korban ini tidak bisa didaur ulang. Adanya ancaman disintegrasi yang lebih parah. Karena itu, hal ini bisa menjadi pertimbangan yang cukup untuk mengadakan sidang MPR guna menilai. Sebab kalau dibiarkan, biaya sosial ekonominya akan terlalu mahal buat bangsa Indonesia.

Adi Sasono mengemukakan memang benar kita harus tetap rukun, tetap berlaku. Tetapi tidak rukun untuk keburukan pemerintahan. Tidak boleh menghalalkan yang haram, tidak boleh membenarkan yang batil. ''Kita bersekutu dalam kebenaran. Kita bersekutu tidak untuk hal yang mungkar,'' ujarnya.

Karena itu, sikap ICMI yang dipimpinnya dikatakan sangat jelas. Ingin mekanisme demokrasi konstitusional harus tetap dijaga. Apapun persoalannya, kita harus membangun budaya politik yang beradab. Tidak boleh ada tindak kekerasan politik. Kita harus menyerahkan kepada wakil rakyat, yang sudah dipilih secara demokratis melalui pemilu yang jujur dan adil. Dan pesan dari keadaan sekarang sudah terang benderang untuk mereka yang punya hati nurani dan akal sehat. Tidak boleh perkara ini ditunda-tunda. Sebab kunci pertumbuhan ekonomi, kunci penyelamatan negara dari ancaman disintregrasi pada faktor kepemimpinan nasional. Tanyakan kepada wakil rakyat yang telah dipilih di MPR.

Advertising
Advertising

Masalah sekarang adalah masalah eksekutif, bukan legislatif yang memilih eksekutif. Jadi legislatiflah yang harus menyoal kepemimpinan eksekutif. Yang diamanati MPR adalah eksekutif. Kita tidak boleh mengada-ada bahwa seolah-olah ini konflik antar elit. Memang ada faktor itu, tapi akarnya adalah karena faktor kepemimpinan nasional yakni eksekutif tidak mampu menjalankan tugasnya dengan benar. Itu intinya. Itu yang harus dibahas oleh lembaga legislatif.

Berapa lama waktu yang diberikan kepada Gus Dur untuk mundur ? Ada beberapa opsi, pertama melalui jalur memorandum tiga bulan ditambah dua bulan lagi. Pertanyaannya apakah bangsa kita masih mampu menanggung resiko sosial ekonomi dari berlarut-larutnya masalah yang ada yang akarnya adalah ketidak mampuan kepemimpinan nasional. Tetapi sekarang dalam keadaan gawat, khususnya yang terjadi di Sampit.

Kalau pendatang sudah diusir dengan kekerasan, pemerintah gagal melindungi warga negara, ada ratusan yang meninggal, maka tindakan pengungsian seakan memberikan pembenaran secara defacto bahwa kalau kita berkelompok dalam jumlah besar, kita membakar kita membunuh membantai orang dengan biadab, boleh toh nanti diungsikannya kaum pendatang. Jalan pikiran ini akan dipakai di tempat lain. Negeri kita nanti akan bubar kalau begitu. Tidak boleh ada istilah pendatang atau istilah setempat. Semua diberikan kedudukan yang sama. Dan tidak boleh atas nama ketidak adilan misalnya orang membunuh, membantai membakar. Itu tindakan biadab. Pemerintah harus sedari dini mencegahnya. Tidak boleh membiarkan sampai ratusan orang meninggal. Bangsa kita dikenal bangsa yang biadab karena gambar orang yang ditayangkan memotong kepala dan ditenteng-tenteng. Apa itu wajar.

Kegagalannya karena kita tidak menangani secara dini. Dan masalah ini sangat serius bisa menjalar kemana-mana. Otonomi daerah tidak boleh menjadi otonomi kedaerahan. Dan ini membubarkan kesepakatan negara bangsa. Jadi ini cukup alasan untuk mengadakan sidang MPR dan meminta pertanggung jawaban dari presiden karena dia yang diberi tanggung jawab amanat sebagai mandataris. (Moehammad S. Khafid)

Berita terkait

Soal Pertemuan dengan Megawati dan PKS, Gerindra: Prabowo Masih Punya Agenda Lain

45 detik lalu

Soal Pertemuan dengan Megawati dan PKS, Gerindra: Prabowo Masih Punya Agenda Lain

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, bicara mengenai peluang pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri dan PKS. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Cara Mudah Menghilangkan Notifikasi Google Chrome di HP dan Laptop

16 menit lalu

Cara Mudah Menghilangkan Notifikasi Google Chrome di HP dan Laptop

Notifikasi Google Chrome bisa mengganggu pengguna saat sedang asyik menggunakan HP atau Laptop. Ini cara menghilangkan notifikasi Chrome.

Baca Selengkapnya

Pengguna LRT Jabodebek Mencapai 1,4 Juta di April 2024

16 menit lalu

Pengguna LRT Jabodebek Mencapai 1,4 Juta di April 2024

Jumlah penumpang Light Rail Transit atau LRT Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) selama April 2024 sebanyak 1.402.933 orang.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

17 menit lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

21 menit lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Menarik Love Reset, Film Jung So Min dan Kang Ha Neul yang Tayang di Vidio

22 menit lalu

3 Fakta Menarik Love Reset, Film Jung So Min dan Kang Ha Neul yang Tayang di Vidio

Setelah dirilis di bioskop akhir tahun lalu, film Love Reset yang dibintangi Jung So Min dan Kang Ha Neul tayang di Vidio mulai 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Anies-Muhaimin ke Aceh Meski Timnas Amin Sudah Bubar, Ada Apa?

23 menit lalu

Anies-Muhaimin ke Aceh Meski Timnas Amin Sudah Bubar, Ada Apa?

Anies-Muhamin dikabarkan menuju ke Aceh untuk mengikut agenda bersama meski Timnas Amin sudah bubar.

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong Bicara Peluang Panggil Elkan Baggott untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Guinea

27 menit lalu

Shin Tae-yong Bicara Peluang Panggil Elkan Baggott untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Guinea

Elkan Baggott berpeluang dipanggil Shin Tae-yong untuk laga playoff Olimpiade Paris 2024 Timnas U-23 Indonesia vs Guinea.

Baca Selengkapnya

7 Rekomendasi Game Google Play 2024 yang Seru untuk Dimainkan

29 menit lalu

7 Rekomendasi Game Google Play 2024 yang Seru untuk Dimainkan

Berikut ini beberapa rekomendasi game Google yang bisa Anda install dan mainkan. Ada banyak game seru dan menantang.

Baca Selengkapnya

Tips Bantu Mengatasi Ruang Penyimpanan Google yang Penuh

34 menit lalu

Tips Bantu Mengatasi Ruang Penyimpanan Google yang Penuh

Langkah selanjutnya adalah menghapus data yang tidak lagi diperlukan atau relevan dengan mengakses https://drive.google.com/#quota.

Baca Selengkapnya