TEMPO Interaktif, Jakarta:Investigasi kasus penembakan terhadap dua warga AS, di kawasan Freeport, Timika, Papua, 31 Agustus 2002 silam, sampai hari ini belum ada hasil yang mengarah pada pelaku penembakan tersebut. Hal ini diungkap Panglima TNI, Jenderal Endriartono Sutarto, di sela-sela Rapat Kerja dengan Komisi I DPR, di gedung DPR/ MPR, Selasa (4/2). Karena pelakunya belum diketahui siapa, maka investigasi masih terus dilanjutkan, baik oleh TNI maupun Polri. Dan, dengan kaitan itu, kemudian tim FBI ikut di dalamnya, kata Sutarto. Dalam kasus itu, ia membantah adanya keterlibatan anggota TNI. Diakui, menurut keterangan dari Polda Papua memang ditemukan tiga fakta baru dari hasil investigasi tersebut. Tapi, nggak ada kaitannya dengan TNI, kata Sutarto. Mengenai keterlibatan anggota penyidik FBI dalam tim investigasi gabungan, di depan anggota Dewan, Sutarto menyatakan langkah itu diambil untuk menunjukkan kepada pihak AS bahwa investigasi yang dilakukan tim gabungan TNI dan Polri dilakukan secara fair dan tanpa tekanan. Tapi, mereka (FBI) hanya sekedar untuk menjadi saksi atau melihat bahwa yang kita lakukan itu dengan kesungguhan, katanya. Sutarto menambahkan, anggota FBI yang terlibat dalam tim investigasi tersebut secara operasional tetap di bawah kepolisian. Di sana, mereka hanya meminta data dan membantu hal-hal yang sifatnya teknis, tandasnya. Meski begitu, jika memang hasil penyidikan tim investigasi nantinya menunjukkan adanya keterlibatan anggota TNI, Sutarto menegaskan anggota tersebut harus dilakukan sanksi hukum yang setimpal. Karena ini negara hukum, siapa yang bersalah harus dihukum. Tetapi, kalau mereka tidak bersalah, ya, jangan dihukum, ujarnya. (Dimas Adityo-Tempo News Room)