TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar100 orang yang menamakan dirinya Barisan Oposisi Mega (BOM) berunjuk rasa di depan bekas kantor PDI di Jl. Diponegoro, Senin (3/2) siang. Mereka menuntut Presiden Megawati Soekarnoputri turun dari kursi kepresidenan. Dalam orasinya, beberapa orang di antara mereka menganggap Megawati sudah gagal dalam menjalankan pemerintahannya. Kenaikan harga dasar listrik, telepon dan BBM adalah contoh ketidakbecusan Mega dalam memimpin negeri ini, kata Ricky, salah satu orator. Selain menuntut Mega mundur, mereka juga menuntut penurunan harga, meminta konglomerat penjarah rakyat ditangkap, dan percepatan Pemilu, diikuti pemilihan Presiden langsung. Ricky menambahkan, pemerintahan Mega tidak ada bedanya dengan rezim Soeharto karena Mega juga dianggap memanfaatkan jabatan demi kepentingan pribadi. Ricky menambahkan, BOM merupakan aliansi dari LSM-LSM yang selama ini suaranya tidak didengar oleh pemerintah. Kita membentuk aliansi sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap pemerintah," katanya. Selain berdiri di depan kantor PDI, mereka juga membentangkan beberapa spanduk, di antaranya berbunyi "Mega Mundur atau Revolusi dan "Turunkan Mega Bung!" Akibat aksi yang dimulai sejak pukul 12.00 WIB ini, jalan dari arah Proklamasi di depan bioskop Megaria sampai kantor PDI agak macet. Puluhan polisi dari Polres Jakarta Pusat tampak berjaga-jaga di sekitar lokasi. (Sam Cahyadi-Tempo News Room)
Berita terkait
Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman
4 menit lalu
Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman
Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.