Majelis Rektor PTN Desak Realisasi 20 Persen Anggaran Pendidikan

Reporter

Editor

Senin, 21 Juli 2003 15:12 WIB

TEMPO Interaktif, Makassar:Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) mendesak pemerintah untuk merealisasikan anggaran pendidikan di Indonesia sebesar 20 persen dari APBN dan ABPD. Sehingga kualitas pendidikan bisa ditingkatkan demi menjamin martabat bangsa. Desakan tersebut merupakan salah satu rekomendasi pertemuan MRPTNI di Makasssr, Sulawesi Selatan (Sulsel), Ahad (2/2). Pertemuan itu sendiri dihadiri 54 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 17 Politeknik seluruh Indonesia. Rekomendasi lainnya antara lain, pemerintah didesak untuk segera melakukan penertiban terhadap perguruan tinggi yang memperjualbelikan gelar akademik. Koordinator MRPTNI, Prof. Soegiono, mengemukakan bahwa jatah Perguruan Tinggi dari keseluruhan alokasi anggaran pendidikan nasional masih sangat minim, yaitu sebesar Rp 4 triliun. Jumlah tersebut dianggap masih sangat kecil untuk menjalankan proses pendidikan. Itu (anggaran pendidikan) sangat kecil sekali dan jauh dari anggaran pendidikan nasional, katanya. Soegiono juga mengakui, minimnya anggaran tersebut menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya kualitas pendidikan nasional. Penyebabnya lainnya, sejumlah perguruan tinggi masih lebih mengedepankan kepentingan bisnis. Bahkan ada yang cukup bangga mengejar gelar akademik. Oleh karena itu, MRPTNI juga merekomendasikan, agar pemerintah segera melakukan penertiban terhadap perguruan tinggi yang memperjualbelikan gelar akademik. Di mata Soegiono, diperlukan pergeseran paradigam untuk meningkatkan kualitas lulusan PTN. Taruhlah, reorientasi kebijakan pendidikan ke arah student based oriented, yang memposisikan mahasiswa sebagai subjek pendidikan. Bukan lagi sebagai obyek pendidikan semata. Isu kualitas pendidikan, menurut Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini, sangat relevan di tengah persaingan global. Ia menyadari, kemampuan pembiyaan pemerintah untuk peningkatan kualitas semakin kecil. Oleh karena itu, kata Soegiono, sudah saatnya membebankan sebagian pembiyaan pendidikan kepada masyarakat. Asal, tetap menjaga akses kelompok ekonomi lemah, melalui subsidi silang, program bea siswa dan lainnya. Disadari bahwa kebijakan ini merupakan langkah yang kurang popular, tetapi harus dilakukan untuk mencegah perguruan tinggi Indonesia meluncur ke jurang kehancuran, tandasnya. Kata Soegiono, Badan Hukum Milik Negara (BHMN) memang memberikan keleluasaaan lebih besar kepada perguruan tinggi untuk menyelenggarakan pendidikannya, tapi masih memenuhi sejumlah kendala. Karena secara internal berhadapan dengan cara pandang lama yang melihat sepenuhnya sebagai kewajiban pemerintah. Dari sisi eksternal, berhadapan dengan sistem perundangan yang masih tidak sejalan. MRPTNI juga menyoroti sistem penganggaran pemerintah yang berbasis kompetensi. Kebijakan itu dinilai tidak menguntungkan perguruan tinggi yang sedang berkembang. Bahkan, memiliki potensi besar untuk semakin memperlebar kesenjangan kompetensi dan kualitas perguruan tinggi di Indonesia. Menurut Soegiono, terjadinya kesenjangan antarperguruan tinggi, merupakan potensi ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Ancaman tersebut, katanya, hanya bisa diatasi dengan terobosan antara lain berupa interkoneksitas akademik dalam bentuk pengelolaan bersama pasca sarjana dan program studi lainnya. Selain itu, juga melalui pengelolaan sistem kredit secara bersama antara perguruan tinggi negeri, tuturnya. Muannas --- TNR

Berita terkait

Solo Great Sale 2024 Berhadiah Mobil

2 menit lalu

Solo Great Sale 2024 Berhadiah Mobil

Kota Solo kembali menghadirkan event Solo Great Sale yang berlangsung selama satu bulan penuh. Berhadiah motor listrik hingga mobil.

Baca Selengkapnya

Seventeen: Ini Deretan Lagu dalam Album 17 is Right Here

3 menit lalu

Seventeen: Ini Deretan Lagu dalam Album 17 is Right Here

Album baru Seventeen memasang Maestro sebagai lagu utama

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

7 menit lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

11 menit lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Apriyani / Fadia Menang, Bawa Indonesia Unggul 2-0 Atas Thailand

15 menit lalu

Hasil Piala Uber 2024: Apriyani / Fadia Menang, Bawa Indonesia Unggul 2-0 Atas Thailand

Apriyano / Fadia mengikuti langkah Gregoria Mariska Tunjung, memetik kemenangan dan menyumbang poin di laga perempat final Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Nonton The Idea of You, Film Baru Anne Hathaway

17 menit lalu

5 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Nonton The Idea of You, Film Baru Anne Hathaway

Dalam film The Idea of You, Anne Hathaway dan Nicholas Galitzine berperan sebagai pasangan yang dimabuk cinta dengan banyak perbedaan.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

22 menit lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Pengadilan Negeri Solo, Ini Tanggapan Kuasa Hukum Almas

22 menit lalu

Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Pengadilan Negeri Solo, Ini Tanggapan Kuasa Hukum Almas

Almas mengajukan dua gugatan kepada Gibran, putra sulung Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Proses Perbaikan, Akses Keluar Jalan Tol Grogol KM 13 Ditutup

25 menit lalu

Proses Perbaikan, Akses Keluar Jalan Tol Grogol KM 13 Ditutup

Jasa Marga menutup sementara off ramp atau jalan keluar di Jalan Tol Grogol KM 13+800 menuju Grogol atau Jalan S. Parman.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

30 menit lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya