Tahanan Polisi Slawi Tewas Padahal Sebelum Masuk Segar Bugar

Reporter

Editor

Jumat, 17 April 2009 16:55 WIB

TEMPO Interaktif , Slawi: Seorang tahanan tersangka pengeroyokan bernama Charmadi 25 tahun, warga Desa Pakulaut Kecamatan Margasari, Kabupten Tegal meninggal secara misterius. Dari keterangan keluarga, korban mengalami luka dikepala, telingga dan lidah sobek.

“Kematiannya tak wajar, karena korban saat dibawa polisi masih sehat, ” kata Haryono 39 tahun, kakak korban.

Menurut Haryono, adiknya telah ditahan oleh Kepolisian Sektor Margasari pada hari Rabu (15/4) sekitar pukul 14.00 WIB. Kemudian dipindah ke Markas Kepolisian Resor Kabupaten Tegal pada hari Kamis (16/4) lalu. Haryono mengaku sempat mengunjungi adiknya di tahanan pada hari Kamis sekitar pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB dengan kondisi telingga kiri tuli, namun pada malam hari ia mendapatkan panggilan dari kepolisian bahwa adiknya meninggal dunia.

“Ini kan aneh,” ungkap Haryono sedih. Ia berharap ada keadilan atas meninggalnya adiknya tersebut.

Namun pernyataan kakak korban tersebut dibantah oleh oleh Kepala Bidang Operasi Satuan Reserse dan Kriminal, Kepolisian Resort Tegal. Inspektur Satu, Yuli Mona Soni. Ia menyebutkan korban meninggal akibat penyakit yang dialami sejak diluar tahanan. Bahkan kepolisian berupaya menyelamatkan korban ke rumah sakit, namun akhirnya meninggal dalam perjalanan. “Berdasarkan keterangan keluarga, Charmadi telah menderita sakit DBD lama, kemungkinan itu yang menyebabkan ia meninggal,” kata Soni menjelaskan.

Charmadi sendiri satu-satunya tersangka dari enam pelaku lain yang ditahan oleh kepolisian. Ia didakwa telah terlibat pengeroyokan seorang warga kampungnya bernama Ahmad Syaiful Imron , yang disebut-sebut menjadi ketua tim sukses dari Calon Anggota Legislatif terpilih yang diusung oleh Partai Demokrasi Indoensia Perjuangan.


EDI FAISOL

Advertising
Advertising

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

18 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

34 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

40 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya