Rekonsiliasi Nasional Harus Melibatkan Banyak Tokoh

Reporter

Editor

Rabu, 17 September 2003 15:07 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Jika serius ingin melakukan rekonsiliasi nasional, pembicaraan yang hanya melibatkan empat atau lima orang tidaklah cukup. Buktinya seperti pertemuan Ciganjur atau Yogyakarta, yang hanya jadi sekadar pertemuan salam-salaman. "Seolah tak ada dampaknya untuk pemulihan kondisi politik dan ekonomi Indonesia, kata Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra usai Silaturahmi Idul Fitri 1421 H Majelis Ulama Indonesia di Hotel Indonesia, Senin (8/1) malam.

Menurut Azyumardi, bila tokoh-tokoh yang dilibatkan lebih banyak maka tidak akan ada klaim-klaim yang merasa kelompoknya lebih besar. "Soalnya, Indonesia terlalu besar jika cuma diserahkan kepada empat tokoh itu," ujarnya. Karena itu, keterlibatan tokoh bangsa yang lebih banyak lagi sangat diperlukan agar bisa lebih representatif untuk kepentingan bangsa dan negara secara keseluruhan.

Banyak persoalan bangsa yang menurut Rektor IAIN Syarif Hidayatullah itu yang jauh lebih besar dibandingkan dengan persoalan yang menyangkut kepentingan pribadi dan kelompok. Karena itu ia mengingatkan tentang kecenderungan makin meningkatnya kepentingan-kepentingan kelompok sehingga menambah terjadi eskalasi politik yang sudah ada.

Konsolidasi yang dilakukan Gus Dur dengan para kiai NU di Langitan, menurut Azyumardi, adalah upaya memberikan jaminan kepada jamaaah Nahdliyin bahwa dia masih siap menjadi presiden sampai 2004. Cuma persoalannya, Presiden Abdurrahman Wahid bukan hanya Presiden Nahdliyin tapi presiden bangsa dan negara secara keseluruhan, ujarnya.

Oleh karena itu, Gus Dur harus mengulurkan tangan rekonsiliasi dengan kelompok anak-anak bangsa lainnya. Menurut Azyumardi, uluran tangan itu harus dalam konteks membangun rekonsilitasi untuk menyelesaikan masalah-masalah bangsa dengan didasari keikhlasan dan itikad baik. (Hilman)

Advertising
Advertising

Berita terkait

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

26 detik lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Optimalisasi Peran Masjid Sebagai Pemberdaya Umat

1 menit lalu

Bamsoet Dorong Optimalisasi Peran Masjid Sebagai Pemberdaya Umat

Bambang Soesatyo mengapresiasi peran Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa yang telah mengoptimalkan peran masjid sebagai pemberdaya umat.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

5 menit lalu

10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini deretan negara dengan tarif internet termurah per satu gigabyte, di antaranya Israel dan India yang unggul dengan teknologinya.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Pendidikan Nasional 2 Mei dan Tema Peringatan di 2024

6 menit lalu

Sejarah Hari Pendidikan Nasional 2 Mei dan Tema Peringatan di 2024

Hari Pendidikan Nasional menjadi salah satu hari bersejarah yang juga bertepatan dengan hari ulang tahun bapak pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional yang Pernah Jadi Jurnalis

7 menit lalu

Mengenal Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional yang Pernah Jadi Jurnalis

Mengenal Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

13 menit lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU Kontroversial soal Definisi Anti-Semitisme, Apa Maksudnya?

13 menit lalu

DPR AS Loloskan RUU Kontroversial soal Definisi Anti-Semitisme, Apa Maksudnya?

Kelompok HAM memperingatkan bahwa definisi baru Anti-Semitisme tersebut dapat semakin membatasi kebebasan berpendapat.

Baca Selengkapnya

PDIP Minta PTUN Buktikan KPU Lakukan Maladministrasi Penetapan Gibran Sebagai Cawapres

14 menit lalu

PDIP Minta PTUN Buktikan KPU Lakukan Maladministrasi Penetapan Gibran Sebagai Cawapres

Menurut Gayus Lumbuan, putusan PTUN bisa memvalidasi bahwa KPU telah melakukan maladministrasi dalam tahapan pilpres

Baca Selengkapnya

Bantah Keturunan Konglomerat, Park Sung Hoon Ungkap 7 Tahun Tinggal di Rubanah

18 menit lalu

Bantah Keturunan Konglomerat, Park Sung Hoon Ungkap 7 Tahun Tinggal di Rubanah

Park Sung Hoon menceritakan kesulitan ekonomi yang dialami keluarganya saat sekolah menengah

Baca Selengkapnya

MRT Bakal Perbarui Mesin Pembaca Kartu

20 menit lalu

MRT Bakal Perbarui Mesin Pembaca Kartu

PT MRT Jakarta (Perseroda) berencana memperbarui mesin pembaca kartunya dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya