Propam Temukan Indikasi Pelanggaran Berat

Reporter

Editor

Rabu, 31 Desember 2008 06:56 WIB

TEMPO Interaktif, Balikpapan : Bidang Profesi dan Pengamanan Kalimantan Timur melimpahkan berkas penyidikan kasus polisi mbunuh ke Satuan Reserse dan Kriminal Balikpapan.

Penyidikan kepada para oknum polisi ini menunjukkan adanya dugaan pelanggaran berat sehingga mengakibatkan meninggalnya tersangka kasus perjudian di Balikpapan. “Sudah kami limpahkan ke Reskrim (Balikpapan),” kata Kepala Bidang Propam Polda Kalimantan Timur, Komisaris Besar Yoyok Subagyo, Rabu (31/12).

Dia mengaku, telah menerapkan seluruh prosedur penyidikan dalam penanganan kasus ini hingga pelaksanaan Sidang Disiplin Kepolisian. Dari sekian proses tersebut, oknum polisi bersangkutan diduga kuat melakukan pelanggaran berat dalam melaksanakan tugasnya.

Menurut Yoyok, oknum polisi ini terancam dengan ketentuan hukuman tindak pidana umum Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP). Mereka bisa diperlakukan seperti halnya tersangka pembunuhan lainnya.

Namun demikian kewenangan penanganannya, kata Yoyok sepenuhnya dipegang Reskrim Balikpapan. Propam hanya sebatas menentukan ada tidaknya pelanggaran telah dilakukan oknum polisi bersangkutan. “Sekarang tinggal Reskrim saja, mau tidak menindak anggotanya sendiri,” ujarnya.

Kepala Kepolisian Resor Kota Balikpapan, Ajun Komisaris Besar Suwondo Rubianto sebagai pimpinan para oknum polisi ini enggan berkomentar. Dia berpegang pada rasa kemanusiaan kepada mereka sebagai polisi yang tengah melaksanakan tugasnya. “Tidak usah diungkit-ungkit lagi, mereka kan cuma melaksanakan tugasnya,” katanya.

Ketiga oknum polisi tersangka pembunuhan ini tergabung bersama Satuan Reserse dan Kriminal dan Samaptha Polresta Balikpapan. Saat itu, mereka tergabung dalam tugas penggerebekan bandar judi di Balikpapan yang dibekingi korban, Maulana.

Propam menemukan dugaan pelanggaran prosedur dalam peristiwa kematian tersangka beking judi di Balikpapan. Dugaan tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 14 personel yang turut dalam penggerebekan serta otopsi mayat korban.

SG Wibisono

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

17 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

33 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

39 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya