Fadli Zon: Tingkat Demokrasi Indonesia Menurun

Reporter

Vindry Florentin

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 1 Januari 2019 18:28 WIB

Wakil Ketua DPR Fadli Zon saat ditemui di tengah acara Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership di Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Senin, 23 Juli 2018. TEMPO/Ahmad Faiz.

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon menyatakan demokrasi Indonesia mengalami kemunduran. Tingkat demokrasi di negara ini menurun hingga seperti negara baru merdeka.

Baca juga: Fadli Zon Sebut Pengkritik Amien Rais Parasit Demokrasi

Fadli berkaca kepada kondisi politik Indonesia yang masih diramaikan isu tak menggembirakan menjelang pemilihan umum serentak 2019. Dia mencatat, ada beberapa persoalan politik sepanjang 2018. “Mulai dari jaminan kebebasan berkumpul dan berserikat yang menurun, intimidasi terhadap lawan politik, hingga manajemen pemilu yang amburadul,” tulis dia di akun Twitternya, @fadlizon, Selasa, 1 Januari 2019.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini juga mengutip data The Economist Intelligence Unit (EIU) pada 2017. Peringkat demokrasi Indonesia turun 20 peringkat ke posisi 68 dari 48 pada 2016. Fadli membandingkannya dengan peringkat demokrasi Timor Leste yang berada di urutan 43 pada 2017.

Politikus Partai Gerindra itu juga menggunakan data Freedom House, organisasi independen pengawas kebebasan dan demokrasi di dunia. “Meningkatnya ancaman kebebasan sipil, menurut Freedom House, telah mendorong Indonesia turun status dari negara ‘bebas’ (free) menjadi negara ‘bebas sebagian’ (partly free) di tahun 2018,” katanya. Data tersebut kembali dibandingkan Fadli dengan capaian Timor Leste. Negara tersebut mengalami kenaikan status dari negara partly free menjadi free.

Advertising
Advertising

Fadli mengklaim data-data di atas sejalan dengan keluhan masyarakat. Dia menyebut keluhan terkait dengan persekusi terhadap ulama yang kritis hingga upaya pembungkaman dan kriminalisasi terhadap tokoh di kubu oposisi pemerintah.

Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga itu juga menyebut demokrasi Indonesia dinodai praktik manajemen pemilu yang amburadul. Hal ini dianggap mengancam kredibilitas pelaksanaan pemilu 2019. Dia mencontohkan pelanggaran administrasi kependudukan mulai dari kasus jual beli blanko KTP elektronik, tercecernya ribuan KTP elektronik, serta isu 31 juta pemilih yang belum masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Baca juga: Fadli Zon Temani Ahmad Dhani di Sidang Pleidoi Ujaran Kebencian

Fadli Zon menyebut kondisi ini sebagai ironi di pemeritahan Presiden Joko Widodo. Dia mendesak kondisi ini harus segera dibenahi. “Jika tidak, kecurigaan publik terhadap proses pemilu yang manipulatif, akan semakin meningkat,” ujarnya. Dia menyatakan tak ingin Pemilu 2019 hanya sekadar menjemput takdir demokrasi yang lebih buruk. Terlebih anggaran untuk ajang tersebut mencapai triliunan.

Berita terkait

PSI Tuding Suaranya di Dapil Nias Selatan 5 untuk Kursi DPRD Berpindah ke Gerindra

4 jam lalu

PSI Tuding Suaranya di Dapil Nias Selatan 5 untuk Kursi DPRD Berpindah ke Gerindra

PSI menduga suara partainya dalam pemilihan legislatif DPRD Nias Selatan, Sumatera Utara berpindah ke Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Alasan PPP Cabut Gugatan soal 3.793 Suara Berpindah ke PAN dan Gerindra

1 hari lalu

Alasan PPP Cabut Gugatan soal 3.793 Suara Berpindah ke PAN dan Gerindra

PPP mencabut dalil dalam permohonan sengketa pileg soal perpindahan ribuan suara mereka ke PAN dan Gerindra. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Partai Gerindra Pangkalpinang Diserbu Pelamar Wali Kota

1 hari lalu

Partai Gerindra Pangkalpinang Diserbu Pelamar Wali Kota

Gerindra membuka pendaftaran untuk posisi wali kota.

Baca Selengkapnya

Respons PAN hingga Nasdem Soal Jatah Menteri dalam Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Respons PAN hingga Nasdem Soal Jatah Menteri dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Zulhas mengatakan masyarakat tak perlu mengkhawatirkan soal jatah menteri dari partai koalisi dalam kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Gerindra Tuding KPU Gelembungkan Suara NasDem di 53 Kecamatan Jawa Barat

2 hari lalu

Gerindra Tuding KPU Gelembungkan Suara NasDem di 53 Kecamatan Jawa Barat

Partai Gerindra menuding KPU menggelembungkan suara Partai NasDem di 53 kecamatan di Majalengka dan Subang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

PKB Klaim Tak Minta Jatah Kursi Menteri Jika Gabung Pemerintahan Prabowo

2 hari lalu

PKB Klaim Tak Minta Jatah Kursi Menteri Jika Gabung Pemerintahan Prabowo

PKB mengklaim tak minta jatah kursi menteri jika kelak bergabung dengan pemerintahan Prabowo. Soal menteri, kata PKB adalah hak prerogatif presiden.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

3 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menegaskan Prabowo belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

3 hari lalu

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

Peluang PKS merapat ke kubu Prabowo mendapatkan respons dari Partai Gerindra, Golkar, dan PAN. Apa responsnya?

Baca Selengkapnya