TEMPO.CO, Klaten - Suwarti, 37 tahun, dan Devi Lestari, 34 tahun, menceritakan kronologi aksi kawanan begal bercadar merampok mereka di Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa, 11 Juli 2017.
Aksi begal bercadar itu terjadi di wilayah Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk, sekitar pukul 05.00. Pagi itu, Suwarti dan adiknya, Devi, sedang dalam perjalanan menuju pabrik tempat mereka bekerja di wilayah Kecamatan Karanganom dengan berboncengan sepeda motor.
Baca juga: Kawanan Begal Bercadar Rampok 2 Buruh Perempuan di Klaten
Sesampainya di jalan tengah sawah, mereka dikejar enam lelaki yang berboncengan dengan tiga sepeda motor. Karena terkepung dan kondisi jalan masih sepi, Suwarti terpaksa menghentikan motornya. Tiba-tiba, dua dari enam lelaki itu langsung mengacungkan golok dan sebuah pistol warna silver.
Dalam kondisi ketakutan, Suwarti spontan merogoh saku celananya dan mengulurkan uang Rp 16 ribu. Merasa terhina karena hanya diberi uang yang tidak seberapa, keenam begal itu tidak terima dan terus memaksa Suwarti dan Devi agar mengeluarkan dompetnya.
“Saya terpaksa ambil dompet dari balik jok motor. Di dompet itu ada uang Rp 400 ribu. Tapi mereka cuma mengambil Rp 250 ribu,” kata Suwarti. Dia menduga kawanan begal itu tergesa karena takut jika perbuatan mereka terpergok orang lain. “Jadi mereka tidak cermat saat menggeledah dompet saya, karena masih ada Rp 150 ribu yang terselip,” kata Suwarti.
Devi menambahkan, kawanan begal itu juga menggondol ponsel uzurnya. “Ponsel saya itu jadul banget, masih polyphonic. Kalau dijual paling cuma laku Rp 50 ribu,” kata Devi. Semula, mereka tidak berniat melapor ke polisi lantaran menganggap kerugiannya tidak seberapa.
Karena peristiwa perampasan itu terdengar oleh seseorang dan lekas menjadi viral di media sosial, jajaran Kepolisian Sektor Trucuk segera mencari Suwarti dan Devi. “Identitas para pelaku perampasan itu masih dalam penyelidikan,” kata Kepala Polsek Trucuk Ajun Komisaris Wiji.
Wiji menambahkan, jalan tengah sawah yang dilalui kedua korban itu terbilang rawan tindak kejahatan seperti begal bercadar karena sepi dan minim lampu penerangan. “Tiap berpatroli, bisa sampai sepuluh kali anggota kami menyisir jalan itu dalam sehari,” kata Wiji.
DINDA LEO LISTY