TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Inspektur Jenderal Purnawirawan Bekto Suprapto menilai teror di markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara di Hari Idul Fitri kemarin, seharusnya tak terjadi. Aksi itu berhasil mencapai tujuan lantaran polisi terjebak dalam rutinitas pekerjaan.
"Standar prosedur operasi pasti sudah dibuat tetapi diabaikan karena dianggap pekerjaan rutin,” kata dia saat dihubungi Tempo, Senin 26 Juni 2017.
Baca: Main ke Jatiluwih, Obama Bawa Pulang 2,5 Kilo Beras Merah
Bekto mengatakan teror akan terjadi di mana dan kapan saja. Menurut dia, pelaku akan menyasar objek yang bisa berubah-ubah sesuai arahan dan pemimpin kelompok teror. Ia tidak memungkiri bahwa kepolisian menjadi sasaran umum para pelaku.
Bekto berpesan agar pekerjaan polisi untuk menjaga keamanan jangan sampai dianggap sebagai rutinitas. Petugas polisi harus bekerja sesuai prosedur dalam menjalankan tugas. “Seharusnya polisi tidak boleh menganggap pekerjaan sebagai rutinitas,” tutur Bekto.
Baca: Iran Hitung Mundur Kehancuran Israel Tahun 2040
Pada Ahad 25 Juni 2017 dini hari, dua orang menyerang Pos Jaga III Markas Polda Sumut. Anggota Pelayanan Markas Polda Sumut Ajun Inspektur Satu Martua Sigalingging tewas ditikam dua orang yang diduga kelompok teroris tersebut. Martua saat itu tengah piket jaga pos bersama rekannya Brigadir E. Ginting. Namun karena dalam kondisi sakit, Martua minta izin untuk beristirahat di dalam pos.
DANANG FIRMANTO