TEMPO.CO, Depok - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengklaim peserta ujian berbasis komputer atau computer based test (CBT) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun ini meningkat sepuluh kali lipat dari tahun pertama penggunaan sistem tersebut pada 2016.
Sekretaris Jenderal Kementerian Riset Ainun Naim mengatakan tahun lalu, dari target 10 ribu peserta SBMPTN CBT, hanya 2.000-an yang ujian menggunakan komputer. Sedangkan tahun ini jumlahnya meningkat, mencapai 20.860 peserta. (Baca: Kemenristekdikti: SBMPTN Berbasis Komputer Bebas Virus WannaCry)
"Memang jumlahnya di bawah target yang ditetapkan, yaitu 30 ribu peserta. Tapi jumlahnya tahun ini sudah jauh meningkat dari tahun pertama penggunaan sistem itu. Bahkan sepuluh kali lipat," ucap Ainun di Universitas Indonesia, Selasa, 16 Mei 2017.
Ia berujar, jumlah peserta CBT masih minim karena banyak yang masih ragu menggunakan sistem tersebut. Padahal CBT lebih efisien dan mudah dibanding ujian berbasis kertas. (Baca: SBMPTN, Peserta di Makassar Intip Kunci Jawaban di Ponsel)
Pemerintah akan terus meningkatkan jumlah peserta CBT dalam SBMPTN. "Bahkan, kalau bisa, ke depan tanpa kertas. Kerahasiaan ujian dengan komputer bisa lebih terjaga," ujarnya.
SBMPTN 2017 diikuti 797.023 peserta, terdiri atas 776.163 berbasis kertas atau paper based test dan 20.860 peserta CBT. Sedangkan ujian SBMPTN 2017 Panitia Lokal Jakarta diikuti 68.764 peserta, terdiri atas 25.995 peserta kelompok sains dan teknologi, 35.587 peserta kelompok sosial dan humaniora, serta 5.467 peserta kelompok campuran.
Panitia Lokal Jakarta yang masuk ke wilayah 1 terdiri atas empat universitas, yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPN). (Baca: Apa Alternatif Buat Peserta yang Tak Lulus SBMPTN?)
IMAM HAMDI