TEMPO.CO, Beijing - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) merasa bahagia karena umat Islam asal Indonesia yang berada di Cina diperhatikan dan diperlakukan dengan baik oleh pemerintah setempat. "Yang pertama saya sangat senang dan bahagia bahwa Muslim Indonesia yang berada di Tiongkok ini sangat didukung dan diberikan ruang yang baik oleh pemerintah Tiongkok," ujar Jokowi setelah bertemu Presiden Asosiasi Muslim RRC Yang Faming di kompleks Masjid Niujie, Beijing, Minggu, 114 Mei 2017.
Dalam pertemuan tertutup itu, Jokowi mengaku terkejut setelah mendapatkan informasi bahwa umat Islam yang ada di daratan Tiongkok mencapai 23 juta jiwa dengan jumlah masjid di Beijing 70 unit dan di seluruh daratan Tiongkok mencapai 23 ribu unit masjid. "Terus terang saya baru tahu dan sangat kaget karena ini jumlah yang saya kira tidak sedikit," kata Presiden Jokowi yang saat itu mengenakan stelan jas lengkap dengan peci hitam.
Baca: Jokowi Tentang Huhbungan Muslim Indonesia dan Cina
Relasi budaya Islam antara Indonesia dengan Cina, kata Jokowi, sudah berlangsung sejak abad ke-15. "Pada abad itu Muslim Tiongkok datang ke Indonesia untuk berdagang dan mereka mendarat di Jawa, seperti di Lasem (Jawa Tengah) dan di Palemban," kata Jokowi setelah mendapatkan penjelasan dari Yang Faming dan Imam Masjid Niujie Ali Yang Gunjun.
Jokowi berdoa di Masjid Niujie Beijing
Jokowi lantas menyampaikan salam takzimnya kepada seluruh umat Islam yang ada di daratan Tiongkok. "Tadi melalui Bapak Imam (masjid) dan Bapak Ketua (Presiden Asosiasi Muslim RRC) saya sampaikan salam saya untuk umat Islam di Tiongkok," katanya seusai pertemuan singkat tersebut.
Jokowi dan rombongan tiba di kompleks Masjid Niujie sekitar pukul 11.00 waktu setempat (10.00 WIB). Begitu memasuki kompleks masjid yang dibangun pada tahun 996 Masehi itu, Jokowi mengambil air wudhu untuk menunaikan salat sunah tahiyyatul masjid dua rakaat.
Baca juga: Presiden Jokowi Hadiri Pembukaan Belt and Road Forum di Beijing
Kemudian Jokowi mendengarkan penjelasan mengenai sejarah berdirinya masjid terbesar di Beijing itu dari Ali Yang Gunjun yang sehari-hari bertindak selaku imam masjid tersebut. Presiden Jokowi kemudian memberikan kaligrafi Arab, mushaf Al Quran, kopiah hitam dan sarung kepada Imam Ali sebagai cendera mata khas Nusantara.
Jokowi salat sunah tahiyatul masjid di Masjid Niujie Beijing
Sebaliknya, Imam Ali memberikan kenang-kenangan berupa kaligrafi Arab bertuliskan kalimat tauhid lengkap dengan terjemahan bahasa Mandarin dan buku mengenai perjalanan Islam di Cina. Setelah itu, Jokowi menyempatkan diri menziarahi makam pendiri dan imam Masjid Niujie, Syekh Ali Imaduddin dan Syekh Ahmad Alburthoni.
Di depan pusara kedua syekh yang berada di sudut kompleks masjid itu, Jokowi didampingi imam membaca doa ziarah kubur selama beberapa menit. Jokowi didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja, di antaranya Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Duta Besar RI untuk Tiongkok Soegeng Rahardjo.
Dalam kunjungan itu Presiden Jokowi juga menyalami beberapa WNI yang tinggal di Beijing, baik untuk keperluan kerja maupun sekolah. Kunjungan itu dilakukan di sela-sela menghadiri KTT Jalur Sutera dan Sabuk Maritim Baru untuk Kerja Sama Internasional (Belt and Road Forum).
ANTARA