TEMPO.CO, Jakarta - Hakim Konstitusi terpilih Saldi Isra mengatakan siap menerima kritik atas kinerjanya sebagai bagian dari Mahkamah Konstitusi. "Ini konsekuensi sebagai bagian dari internal di sini," ujar Saldi usai acara penyambutan di Gedung Mahkamah Konstitusi Jakarta, Selasa 11 April 2017.
Saldi mengatakan, dirinya sudah menyiapkan sejumlah masukan memperbaiki kinerja dan performa Mahkamah Konstitusi. Sebagai akademisi dan pakar hukum yang memang sering mengkritik Mahkamah Konstitusi, saat ini dirinya siap menerima kritik.
Baca : Presiden Jokowi Pilih Saldi Isra Gantikan Patrialis Akbar di MK
Sejumlah pemikiran Saldi terangkum dalam sejumlah tulisan di media massa yang kemudian dibukukan. Di antaranya Kekuasaan dan Perilaku Korupsi, Hukum Yang Terabaikan, Obstruction of Justice, Pemilihan Umum Serentak, 10 Tahun Bersama SBY dan Sahabat Bicara Mahfud MD pada tahun 2013.
Saldi menempuh pendidikan di Universitas Andalas Padang. Ia mengambil gelar master di Universitas Malaya, Malaysia. Kemudian melanjutkan program doktoral di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pria kelahiran Paninggahan, Kabupaten Solok, Sumatera Barat ini dikenal sebagai Direktur Pusat Studi Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Andalas yang memperhatikan isu-isu ketatanegaraan.
Baca juga: Saldi Isra Gantikan Patrialis di MK, Mahfud Md: Keputusan Tepat
Saldi juga aktif dalam gerakan antikorupsi di Tanah Air. Sejumlah penghargaan didapatkan oleh Saldi. Satu di antara penghargaan untuk Saldi adalah Bung Hatta Anti-Corruption Award pada tahun 2004. Saldi mendapat penghargaan Megawati Soekarnoputri Award sebagai Pahlawan Muda Bidang Pemberantasan Korupsi pada tahun 2012.
Saldi mengaku mengetahui terpilih sebagai hakim MK dari Ketua Tim Pansel Hakim MK Harjono.
GRANDY AJI | PRU