TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas Gunung Dukono, Halmahera Utara, Maluku Utara, kembali meningkat pada Rabu, 22 Maret 2017. Gunung itu mengeluarkan abu vulkanis putih dan kelabu setinggi 400-500 meter di atas kawah puncak.
Hingga tengah hari, Dukono sudah 16 kali meletus dengan amplitudo 5-30 milimeter selama 24-39 detik dan gempa tremor menerus dengan amplitude 0,5-20 milimeter. “Bunyi gemuruh terdengar lemah-sedang,” kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Dukono Iwan Amat kepada Tempo, Rabu, 22 Maret 2017. Cuaca di sekitar lokasi cerah dengan angin bertiup lemah ke arah barat.
Baca: Aktivitas Meningkat, Jalur Pendakian Gunung Dukono...
Meski mengeluarkan abu vulkanis, status Gunung Dukono masih waspada atau level II. Aktivitas gunung itu juga dinilai belum mengancam keselamatan warga. Warga diimbau tetap beraktivitas seperti biasa.
Pos Pengamatan Gunung Dukono Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi hanya merekomendasikan masyarakat, pengunjung, dan wisatawan tidak beraktivitas, mendaki, atau mendekati Kawah Malupang Warirang hingga radius 2 kilometer.
“Kami juga meminta masyarakat selalu menyediakan masker atau penutup hidung dan mulut.” Masker itu digunakan saat dibutuhkan untuk menghindari bahaya abu vulkanis terhadap sistem pernapasan.
Baca juga:
Menteri Yohana: Jika Korban Mati, Pedofil Harus Dihukum Mati
Patmi, Petani Kendeng Peserta Aksi Dipasung Semen Meninggal
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara menuturkan, untuk mengantisipasi dini dampak Dukono, pihaknya sudah menyiapkan kebutuhan makanan dan tim reaksi cepat bencana.
“Kami telah membentuk tim untuk membantu mengawasi jalur pendakian menuju puncak gunung,” ujar Kepala BPBD Maluku Utara. Tugasnya adalah mencegah masyarakat atau wisatawan tidak naik ke puncak gunung saat aktivitasnya sedang meningkat.
Gunung Dukono merupakan satu dari tiga gunung api di daratan Pulau Halmahera. Setidaknya ada 23 ribu penduduk di empat kecamatan yang hidup di lereng Dukono. November 2016, aktivitas Dukono sempat menyebabkan Bandara Gamarmalamo Galela ditutup.
BUDHY NURGIANTO