TEMPO.CO, Jakarta - Para ulama Nahdlatul Ulama gerah dengan berbagai persoalan di Tanah Air yang khususnya menyangkut keberagaman dan terkait bangsa Indonesia. Para kiai NU dari berbagai daerah dijadwalkan akan hadir menggelar pertemuan membahas polemik nasional, termasuk terkait pelarangan mensalati jenazah di Jakarta.
"Besok pada 15 Maret akan ada pertemuan ulama NU dari berbagai daerah di Rembang," kata Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusai (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Rumadi Ahmad saat diwawancara wartawan di D Hotel, Rabu, 15 Maret 2017.
Baca juga:
Pengurus Cabang NU DKI Puji Program Anies-Sandi
Para kiai yang dijadwalkan hadir yakni Ketua PBNU Said Aqil, Mustofa Bisri atau Gus Mus, Maimun Zubair, dan sejumlah ulama daerah di seluruh Indonesia. Para kiai dari Nusa Tenggara dan Sumatera juga dijadwalkan hadir dalam musyawarah tersebut.
Kata Rumadi, para kiai akan membahas persoalan kebangsaan yang terjadi akhir-akhir ini. Salah satu hal yang bakal disinggung yakni terkait adanya pelarangam mensalati jenazah di Jakarta sejak beberapa bulan terakhir. Bahkan Rumadi sempat menemukan berbagai isu yang melarang umat Islam menguburkan jenazah sesamanya yang mendukung pasangan Ahok-Djarot.
Baca pula:
Kiai Muda NU Perbolehkan Pilih Pemimpin Non-Muslim
Tapi Rumadi menjelaskan, para kiai tidak akan secara khusus membahas persoalan di Jakarta. Mereka akan membahas berbagai masalah di Indonesia secara garis besar. "Hampir semua ulama sepuh akan datang," ucap Rumadi.
Rumadi juga sempat menjawab pertanyaan wartawan terkait adanya pelarangan mensalatkan jenazah. Menurut dia tindakan itu sudah overdosis atau keterlaluan. Karena setiap sesama Muslim wajib mensalati jenazah muslim lainnya, meski berbeda pilihan dalam Pilkada DKI Jakarta.
Silakan baca:
Pesan Kiai Sepuh, NU Diminta Utamakan Keselamatan Negara
Ia setuju dengan kalimat Gus Mus agar tidak mengajak Tuhan untuk terlibat dalam pencaturan Pilkada DKI Jakarta. Sejauh ini posisi NU juga secara tegas tidak memihak pasangan Ahok-Djarot maupun pasangan Anies-Sandi.
"NU pasti tidak akan meng-endorsement ke salah satu tokoh, jika calon datang ke PBNU pasti diterima," ucap Rumadi. Nantinya pilihan itu akan diserahkan sepenuhnya ke warga NU di Jakarta. Ia juga tidak akan mengunggulkan atau menjelekkan calon manapun. Semua diterima oleh NU dengan tangan terbuka.
AVIT HIDAYAT