TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berencana mengadakan pertemuan dan menggalang silaturahmi dengan 99 ulama Khos NU. Katib Aam PBNU Yahya C. Staquf mengatakan pertemuan tersebut menjawab dan menghadapi tantangan-tantangan yang sangat kritikal, baik dalam skala domestik maupun internasional.
“Meskipun kita tahu bahwa gerakan-gerakan transnasional itu secara global, sebenarnya juga belum pernah berhasil menemukan bentuk idealnya. Karena itu, kita tidak boleh goyah,” ujar Yahya dalam keterangan tertulis, Kamis, 9 Maret 2017.
Baca: LIPI: Indonesia Harus Punya Peran Perbaiki Citra Islam
Yahya menuturkan, NU dinilai mampu menerjemahkan dengan baik Islam sebagai rahmat bagi alam semesta sehingga peran aktifnya diharapkan masyarakat. Meminjam kalimat Greg Barton, dia mengatakan NU menjadi harapan bagi umat Islam untuk kembali menjadikan agama ini sebagai pilar peradaban dunia.
Yahya menambahkan, Indonesia dengan populasi muslim moderat terbesar di dunia memiliki peluang sekaligus tantangan besar untuk menjadi kiblat keislaman dunia. Di saat negara lain sibuk dengan konflik horizontal dan sektarian, kata dia, Indonesia sudah jauh melesat menyuguhkan sebuah cara beragama yang damai, saling menghormati, tepa selira, bertoleransi, dan saling mengisi.
“Sudah saatnya kita mengakhiri era Islam yang dipenuhi citra permusuhan sebagaimana yang masih terjadi di negara-negara teluk hingga saat ini,” ujar Yahya.
Baca: Pesan Tebuireng: NKRI dan Islam Tak Perlu Dipertentangkan
Untuk menjawab tantangan dan harapan dunia tersebut, Yahya menilai PBNU perlu mendengar pandangan-pandangan dari para ulama sepuh. Menurut dia, nasihat dari para ulama khos sangat dibutuhkan dalam menentukan langkah strategis NU sebagaimana yang diharapkan dunia ke depan.
Adapun pertemuan tersebut akan digelar pekan depan, Kamis, 17 Maret 2017, di rumah Mbah Maemoen Zubair di Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Sejumlah ulama dikabarkan hadir, di antaranya Maemoen Zubair, Ahmad Mustofa Bisri, Ma’ruf Amin, dan Muhammad Luthfi bin Yahya.
LARISSA HUDA