TEMPO.CO, Kediri - Pondok Pesantren Lirboyo Kediri memulangkan santrinya yang hendak mengikuti pemilihan kepala daerah serentak. Mereka diminta memilih calon kepala daerah yang bermanfaat bagi Islam Ahlusunnah Waljama’ah Annahdliyah dan NKRI.
Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri membuka kesempatan kepada setiap santrinya untuk menyalurkan hak politik dalam pemilihan kepala daerah serentak pada 15 Februari 2017. Lebih dari 10 ribu santri dari berbagai kota di pelosok Tanah Air belajar ilmu agama di salah satu pondok pesantren terbesar di Pulau Jawa ini.
“Santri yang di daerahnya melaksanakan pilkada dipersilakan pulang,” kata pengasuh Pondok, Kiai Abdul Muid, kepada Tempo, Selasa, 14 Februari 2017.
Tak hanya mengizinkan santrinya pulang, pengasuh pondok pesantren Lirboyo dalam surat pemberitahuan yang ditandatangani Kiai Abdul Qodir Ridlwan, Kiai Abdul Khobir, dan Kiai Anwar Manshur juga memberi arahan saat memilih calon kepala daerah. Dalam poin kedua dari tiga poin surat pemberitahuan tersebut, disampaikan kepada para santri untuk memilih calon kepala daerah yang bermanfaat bagi Islam Ahlusunnah Waljama’ah Annahdliyah dan NKRI.
Baca juga:
Taktik Baru, Google Mengubah Maps Jadi Media Sosial
Pilkada, Dosen Unair: Generasi Muda Cenderung Tidak Golput
Rambu-rambu tersebut merupakan nasihat para kiai kepada santri yang hendak memberikan hak suara demi kemaslahatan umat. Tak ada rekomendasi nama calon ataupun simbol-simbol lain yang mengarahkan mereka untuk memilih calon tertentu.
Ketua Asosiasi Pondok Pesantren Nahdlatul Ulama Jawa Timur Kiai Reza Ahmad Zahid mengatakan pemberian izin pulang kepada santri pada saat pemungutan suara adalah kebijakan tiap-tiap pengurus pondok. “Ada izin itu, tapi tergantung kebijakan masing-masing pondok,” kata Gus Reza singkat.
Sekretaris Pengurus Pusat Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Kiai Athoillah Sholahuddin Anwar membenarkan tentang pemulangan santri pada hari-H pemilihan kepala daerah serentak. Namun hak itu dikembalikan sepenuhnya kepada masing-masing santri untuk memanfaatkan atau tidak. “Kalau tidak mau memilih, ya, itu pilihan mereka,” kata Gus Atok.
Simak juga:
Pilkada DKI, Tiap Kandidat Punya Aplikasi untuk Awasi Suara
H-1 Pilkada DKI, Djarot Didoakan Aktivis Antikorupsi Blitar
Tak hanya mengizinkan mereka pulang, sebelumnya organisasi Himasal yang memiliki lebih dari satu juta anggota dan cabang di pelosok Indonesia menyerukan istigasah kepada alumnus pondok. Instruksi ini dikeluarkan menyusul kondisi politik Negara yang memanas dan mengarah pada perpecahan bangsa. Mereka diminta menggelar istigasah di daerah masing-masing demi menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa.
HARI TRI WASONO