TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Jenderal Perhubungan Laut Tonny Budiono mengatakan sebuah kapal yaitu KM Mutiara Sentosa I terombang-ambing kehabisan bahan bakar di perairan sekitar Kepulauan Madura, Jawa Timur sejak Jum'at 3 Februari pukul 01.00. Kapal tersebut memiliki rute perjalanan dari Balikpapan menuju Surabaya.
“Adapun seluruh penumpang dan ABK dipastikan selamat,” kata dia, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 3 Februari 2017.
Tonny menuturkan penyelamatan dilakukan pada pukul 14.00 WIB yaitu Kapal MT Arfa Ocean dari Pelabuhan Tanjung Perak telah berangkat dan membawa persediaan 40 Ton Bahan Bakar.
Pihaknya juga telah mengerahkan Kapal Patroli KPLP milik Syahbandar Tanjung Perak untuk membantu evakuasi. Sementara itu kapal terombang-ambing hingga kehabisan bahan bakar karena cuaca buruk dan gelombang laut tinggi.
Tonny memastikan Kapal Patroli KPLP dan MT Arfa Ocean juga membawa perbekalan makanan dan minuman untuk para penumpang kapal KM Mutiara Ocean. Sebab, KM. Mutiara Ocean telah kehabisan makanan karena terombang-ambing di laut sekitar 18 jam.
Baca juga:
Pasar Baru Gresik Terbakar, Pedagang Lari Tunggang-langgang
Selain itu, Tonny menuturkan Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak juga menyiapkan tenaga medis dan ambulan yang berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan. Menurut laporan dari nakhoda kapal, para penumpang kapal mengalami lemas akibat kehabisan makanan dan minuman. Selain itu ada 8 orang penumpang dewasa dan 2 orang penumpang anak-anak yang sedang sakit.
Sementara itu, Kapal KM Mutiara Santosa I milik PT. Atosim Lampung Pelayaran membawa kurang lebih 180 orang penumpang direncanakan akan berlabuh di Dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak.
Tonny mengatakan berdasarkan informasi yang diterima, Kapal Tug Boat Kresna 315 dan Kapal TB Restu telah menuju lokasi. Dua kapal itu juga membawa perbekalan dan rencananya akan menarik KM Mutiara Sentosa I masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak. KM Mutiara Sentosa I tiba hari ini sekitar pukul 01.00.
Menurut Tonny, peristiwa tersebut menjadi catatan bagi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan kelalaian dari nakhoda dan operator kapal. Sebab, mereka tidak melaporkan kejadian ini ke otoritas pelabuhan setempat pada kesempatan pertama. Ia menganggap kejadian tersebut merupakan kejadian serius terhadap upaya kami dalam penegakan keselamatan pelayaran.
“Saya perintahkan kepada jajaran saya agar mencari tahu mengapa hal ini bisa terjadi dan tentunya tidak ada tolerasi bagi kami terhadap penegakan keselamatan pelayaran,” kata Tonny. Pihaknya memastikan bakal melakukan upaya investigasi. Apabila ada pelanggaran akan diberikan sanksi kepada nakhoda dan operator kapal.
DANANG FIRMANTO