TEMPO.CO, Jakarta - Politisi Partai Demokrat, Benny K Harman menilai cuitan Susilo Bambang Yudhoyono di twitter soal maraknya fitnah dan berita palsu (sering disamakan dengan hoax), merupakan kepedulian rakyat kepada kondisi bangsa saat ini.
"Karena itu wajar bilamana seorang SBY prihatin atas hal tersebut. Pak SBY mantan Presiden pernah memimpin negara, sehingga hal wajar bilamana Pak SBY perduli dan tidak mau bangsa terpecah hanya karena berita hoax," kata Benny, di Jakarta, Jumat, 20 Januari 2017.
BACA: SBY: Ya Allah, Negara Kok Jadi Begini, Juru Fitnah Berkuasa
Wakil Ketua Komisi III DPR ini mengatakan, berita hoax bisa menjadi ancaman perpecahan bangsa, yakni rohnya keberagaman. "Jadi keprihatinan kita semua, saya yakin pencinta demokrasi prihatin dengan kondisi saat ini. Partai Demokrat peduli untuk bangsa," katanya.
Benny mengatakan, hoax adalah salah satu instrumen yang dipakai oleh kelompok-kelompok yang tidak menghendaki bangsa ini rukun.
"Dalam demokrasi yang penting ada pilihan tidak boleh dipaksa, baik pilihan golongan, agama, kelompok. Jangan agama, suku dibawa-bawa urusan politik," katanya.
Hoax itu, kata dia, dipakai sebagai alat untuk malawan politik. Dalam demokrasi yang tidak sehat, hoax itu tumbuh dan berkembang tidak menentu.
"Sungguh tidak bagus untuk demokrasi dan tidak bagus untuk bangsa Indonesia. Jadi kalau Ketum PD Pak SBY resah, hal yang wajar, karena hoax tumbuh di transisi politik saat ini. Jadi demokrasi saat ini terancam," katanya.
Menurut Benny, pluralisme harus menjadi pedoman hidup demi menjaga persatuan dan kesatuan antarsuku bangsa dan agama. "Tentunya plularisme ini harus dijaga keberadaannya di Indonesia," katanya.
ANTARA