TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, melakukan perlawanan atas informasi bohong atau hoax yang menggurita di media sosial. Bentuk perlawanan terhadap informasi bohong tersebut melalui gerakan bertajuk:"Hidup sehat tanpa hoax" di kalangan pegawai pemkab, guru dan para kepala sekolah.
“Ini bentuk edukasi untuk menangkal informasi hoax yang kerap disebarkan melalui sosial media. Ke depan, program edukasi ini masuk ke sekolah-sekolah,” kata Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, di sela peluncuran gerakan Hidup Sehat tanpa Hoax yang dihelat di taman Pasanggrahan Pajajaran, Jumat, 6 Januari 2017.
Menurut Dedi, saat ini, pengguna media sosial terlalu mudah menyebarkan konten tanpa melakukan kroscek terhadap kebenaran data dan konten yang mereka sebarkan. "Akhirnya menimbulkan dampak perdebatan sengit berisi ujaran-ujaran kebencian, ejekan dan pergunjingan," ujar Dedi.
Dedi kemudian menugaskan Dinas Informasi dan Komunikasi (Diskominfo), struktur organisasi perangkat daerah ( SOPD) yang baru sepekan dibentuknya buat melakukan advokasi dalam pergaulan media sosial yang baik tanpa menimbulkan konflik.
“Tugas Diskominfo Purwakarta agar memberikan pendidikan ihwal fungsi dan peran media sosial yang baik untuk seluruh masyarakat dan pelajar,” kata Dedi, bupati yang biasa mengenakan pakaian khas Sunda pangsi lengkap dengan ikat kepanya tersebut.
Dedi juga menginstruksikan untuk menyebar konten media sosial yang bersifat positif baik berupa tulisan, gambar, video mau pun konten lain yang bersifat mendidik, kritis tapi konstruktif. "Intinya harus tetap menunjunjung etika, agar bisa hidup sehat tanpa hoax," ucap Dedi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purwakarta, Rasmita Nunung Sanusi, mengapresiasi kebijakan atasannya tersebut dalam upaya menyaring informasi yang sehat di media sosial. "Pemakai media sosial mayoritas kan anak muda dan pelajar. Jadi, momentum melawan hoax di medial sosial melalui sebuah gerakan hidup sehat tanpa hoax sangat pas," kata Rasminta.
Ia berjanji akan mengerahkan segala daya dan upaya melalui tenaga pendidik dan bergandeng tangan dengan Diskominfo buat memerangi konten hoax yang kini banyak menimbulkan masalah sosial tersebut buat kalangan pelajar. "Agar mereka bisa memilah konten positif saja dalam bersosial media," tutur Rasmita.
NANANG SUTISNA