TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 30 ribu orang dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul serempak di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, pada Sabtu, 19 November 2016. Mereka berbondong-bondong datang dari berbagai daerah mengenakan ragam pakaian adat untuk mengikuti Parade Bhinneka Tunggal Ika sebagai bentuk toleransi bangsa Indonesia.
"Ini juga untuk mencegah tindakan intoleransi yang kini kian marak terjadi," ujar Nong Darol Mahmada, salah seorang penggagas Parade Bhinneka Tunggal Ika. Menurut dia, saat ini toleransi bangsa Indonesia terancam rusak. Karena itu, harus terus dipupuk dengan acara keragaman.
Baca Juga:
Nong mengatakan parade tersebut menghadirkan puluhan ribu warga dari berbagai etnis, budaya, agama, dan suku. Berbagai adat ditampilkan di panggung, seperti tarian khas Papua, tari khas Batak, Jawa, reog Ponorogo, adat Betawi, dan berbagai daerah lain termasuk Aceh.
Massa juga menjunjung tinggi slogan-slogan toleransi. Nong menganggap perbedaan adalah Indonesia yang harus terus dipupuk demi persatuan dan kesatuan. "Kita jaga Pancasila dan NKRI," katanya.
Rencananya, kegiatan semacam ini akan terus diadakan di daerah-daerah. Di Jakarta sendiri, ini pertama kalinya diselenggarakan. Nong sangat kagum dengan animo masyarakat yang datang. Peserta yang datang dari etnis Cina, Jawa, Bugis, Batak, hingga Dayak.
Acara itu juga dihadiri anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Budiman Sujatmiko. Dia juga mendukung gerakan toleransi bersama. Selain dia, masyarakat bergiliran orasi di panggung acara tersebut. Kegiatan berlangsung dari pagi hingga siang.
AVIT HIDAYAT