TEMPO.CO, Makassar - Penangkapan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Ami Jaya oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya memantik reaksi kader HMI di Makassar. Sejumlah kader melakukan unjuk rasa dan memblokade Jalan Botolempangan, Makassar, Selasa, 8 November 2016.
Berdasarkan pantauan Tempo, aksi yang berlangsung sejak pukul 08.00 Wita itu dilakukan di depan Sekretariat HMI Cabang Makassar. Mahasiswa memalang jalan dengan bambu dan kursi. Selain itu, kader HMI membakar ban bekas dan sisa tumpukan kayu.
"Ini sebagai aksi protes atas tindakan polisi," kata Ketua Bidang Perguruan Tinggi dan Kemudaan HMI Cabang Makassar Muhammad Fadli, Selasa ini.
Fadli mengecam tindakan polisi yang dinilai tidak memiliki etika dalam melakukan penangkapan. Ami Jaya ditangkap polisi di Sekretariat PB HMI pada Selasa dinihari tadi.
Menurut Fadli, kader HMI di Makassar mendesak polisi melepas Ami Jaya dan sejumlah pengurus yang ditangkap. Dia juga meminta Mabes Polri meminta maaf secara terbuka kepada kader HMI.
Baca:
Sekjen HMI Dibawa ke Polda, Ini Kata Ketua Umum
Dituding Kambing Hitamkan HMI, Ini Jawaban Polisi
Diperiksa Kasus Kerusuhan 4 November, Ketua HMI Tak Datang
Menyikapi penangkapan itu, kata Fadli, pihaknya telah berkoordinasi dengan semua kader HMI di Makassar. Rencananya, hingga sore nanti, aksi besar-besaran akan dilakukan untuk mendesak polisi melepaskan pengurus yang ditangkap.
Selain menangkap Ami Jaya, polisi menangkap R. Ranjes Reubun dari Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan, dan Kepemudaan HMI Jakarta Pusat Utara, serta seorang lagi bernama Rahmat.
Penangkapan pengurus HMI itu menyusul demo besar-besaran pada 4 November 2016. Demo yang dinamai “Aksi Bela Islam II” itu diwarnai kericuhan. Ada pihak yang menuding biang kericuhan adalah kader HMI. Namun Ketua Umum PB HMI Mulyadi membantah hal itu.
ABDUL RAHMAN