TEMPO.CO, Jakarta - Istana Negara tempat Presiden Joko Widodo berkantor dikepung pendemo pada Jumat, 4 November 2016, dari empat sisi. Jalan protokol yang biasanya dilalui kendaraan kini diisi ribuan pendemo Basuki Tjahaja Purnama, yang mereka anggap menistakan Al-Quran.
Di sisi Jalan Medan Merdeka Barat, misalnya. Ribuan orang berbendera Himpunan Mahasiswa Islam, Laskar Mujahidin, Forum Pembela Islam, dan massa GPII menutupi dua ruas jalan tersebut. Di jalan ini, polisi antihuru-hara bertameng dan mengenakan pengaman sudah siaga.
Mobil tank air, barakuda, dan polisi bersenjata gas air mata juga siaga. Massa beberapa kali melemparkan botol ke arah polisi sejak pukul 14.00 WIB.
Untuk meredam emosi, polisi melantunkan ayat-ayat Al-Quran dari atas mobil barakuda. Sedangkan sekitar pukul 12.00 WIB di Jalan Medan Merdeka Barat, polisi dan pendemo sempat menunaikan salat Jumat bersama.
Ruas Jalan Medan Merdeka Utara, yang menuju Istana Negara, juga dikepung massa. Di sisi ini, massa datang sejak pukul 13.15 WIB dan jauh lebih tenang. Meski demikian, mobil barakuda tetap siaga. Ada pula puluhan polisi berkuda yang menjaga massa agar tidak merangsek masuk ke Istana.
Di Jalan Majapahit, pendemo jauh lebih tenang. Pendemo memadati jalan ini sejak pukul 13.30 WIB. Menurut pantauan Tempo, massa berbendera HMI dan FPI berorasi dengan santai. Di ruas jalan ini, hanya polisi Sabhara antihuru-hara yang mengawal orasi massa.
Istana juga terkepung dari sisi Jalan Juanda. Massa yang bergerak dari Masjid Istiqlal ini jauh lebih banyak dan dikawal polisi Sabhara.
Di depan pagar Istana, tentara baret merah berjaga ketat. Istana Negara juga dipagari kawat berduri.
INDRI MAULIDAR